Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2020, 07:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Seperti halnya narkoba dan rokok, pornografi dapat menjadi candu bagi para penggunanya.

Menjadi persoalan serius, kecanduan pornografi bukan hanya bisa dialami para orang dewasa, tapi juga mengancam anak-anak.

Dari awalnya iseng, anak-anak bisa saja kemudian menjadi intens dan rutin mengonsumsi pornografi.

Apabila sudah kecanduan, akan sulit untuk mengontrolnya.

Baca juga: Inilah Jarak Aman Menonton TV Agar Tak Rusak Mata

Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi, pornografi dapat dipahami sebagai pesan dalam berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan.

Pornografi antara lain bisa ditemukan di:

  • Buku cerita
  • Media
  • Komik
  • Game
  • Majalah
  • TV
  • Video
  • Laman dan media sosial

Melansir buku pegangan orang tua Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak Manghadapi Bahaya Pornografi yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada 2017, ada beberapa faktor penyebab anak bisa terkena pornografi.

Baca juga: 6 Cara Jaga Kesehatan Mata Ketika Terlalu Lama Main Game di Gadget

Beberapa di antaranya yakni:

  • Pola asuh yang keliru menyebabkan anak menjadi kesepiah, jenuh, tertekan, pemarah dan lelah
  • Penasaran dan coba-coba mengakses situs berisi muatan pornografi
  • terpengaruh teman sebaya dan lingkungan sekitar
  • Tidak sengaja terkena pornografi ketika mengakses internet
  • Menggunakan waktu luang untuk melakukan hal yang kurang baik

Kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang dapat merangsang nafsu seksual dan kehilangan kontrol diri untuk menghentikannya.

Kemdikbud mengungkapkan anak dengan kecandunagn pornografi bisa saja diidentifikasi atau dikenali.

Berikut ini beberapa ciri-ciri anak kecanduan pornografi:

  1. Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya berkomunikasi
  2. Malas, enggan belajar, enggak bergaul
  3. enggan lepas dari gawainya (gadget)
  4. Senang menyendiri, terutama di kamarnya
  5. Tidak punya gairah beraktivitas
  6. Melupakan kebiasaan baiknya
  7. Cemas rahasianya terbongkar
  8. Sulit bersosialsiasi, baik dengan keluarga maupun dengan teman-temannya
  9. Mudah marah dan tersinggung
  10. Pikiran kacau karena selalu tertarik mencari materi pornografi
  11. Pelupa dan sulit

Peran orangtua

Para orangtua tentu menginginkan anak-anak bisa tumbuh dengan cerdas dan berkarakter.

Tapi, dalam kenyataannya memang ada banyak bahaya yang dialami oleh anak, termasuk pornografi.

Baca juga: 8 Cara Cegah Mata Kering Akibat Penggunaan Gadget

Kemajuan teknologi informasih dan komunikasi kini memengaruhi jumlah anak yang terkena pornografi. Namun, para orangtua tetap harus optimis dapat mencegah dan menyelamatkan mereka dari bahaya tersebut.

Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak terkena pornografi:

  • Mendampingi anak ketika mengakses internet
  • Memberikan pemahaman anak tentang internet sehat dan aman
  • Memasang aplikasi pengaman pada gawainya
  • Menempatkan komputer di ruang keluarga
  • Memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan
  • Apabila anak ketahuan mengakses situs pornografi, orangtua harus mengajak anak berdialog dan menjelaskan dampak pornografi
  • Mengenali teman dan lingkungan sekitar anak
  • Memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan terhadap anak
  • Menyepakati aturan yang dibuat bersama antara orangtua dengan anak dalam penggunaan gawainya
  • Melatih anak agar mampu berkata "tidak" terhadap ajakan pornografi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau