"Kita hidup di lingkungan yang dikelilingi makanan. Harganya juga terjangkau. Sehingga, lapar menjadi refleks biologis yang sulit dikendalikan," jelas Goldstone, dilansir dari Best Health.
Pada masa lampau, akses mendapatkan makanan bagi manusia purba jauh lebih sulit ketimbang manusia modern.
Mereka tidak bisa mendapatkan makanan di warung sebelah. Namun, mendapatkan makanan perlu perjuangan dengan cara berburu dan sebagainya.
Dari pengalaman di masa lampau tersebut, tubuh kita dirancang mengikuti pola makan di masa pangan masih langka.
Jadi, kita memiliki dorongan dan keinginan makan yang kuat, seolah makanan sulit didapat, padahal eranya akses makanan melimpah.
Baca juga: 7 Cara Mengurangi Nafsu Makan Berlebihan
Tak hanya dari evolusi, secara alamiah, rasa lapar juga dikendalikan oleh hormon.
Saat perut kosong, tubuh memberi tahu Anda untuk memberikan lebih banyak energi lewat makanan atau minuman.
Hormon utama yang terlibat pada pengaturan nafsu makan adalah ghrelin.
Jika Anda belum mendapatkan asupan yang cukup, perut otomatis mengeluarkan ghrelin.
Hormon ini lantas mengalir ke otak dan membuat Anda berpikir tentang makanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.