Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Negatif Sering Membentak Anak, Orangtua Wajib Tahu

Kompas.com - 07/03/2020, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline,

KOMPAS.com - Memiliki anak yang patuh dan disiplin menjadi dambaan banyak orangtua. Tak jarang, orangtua membentak sang anak untuk menciptakan ketakutan sehingga si kecil menuruti semua perintahnya.

Padahal, membentak sang anak justru dapat berakibat buruk pada pertumbuhan mereka. Pengaruh pola asuh orangtua sangat besar pada pertumbuhan si kecil.

Jika sang anak seringkali mendapatkan bentakan, mereka akan menganggapnya sebagai hal yang normal dan membuat sang anak akan melakukan hal yang sama.

Baca juga: 3 Cara Agar Tak Menjadi Toxic Parents, Kaum Milenial Wajib Tahu

Efek bentakan pada anak

Ahli parenting Laura Markham mengatakan, pekerjaan utama orangtua setelah memastikan keselamatan anak adalah mengelola emosi diri.

Suara keras saat membentak sang anak justru membuat pesan yang ingin disampaikan orangtua tidak bisa diterima dengan jelas oleh anak.

Sebaliknya, orangtua harus berbicara dengan anda lembut dan halus jika ingin anak-anak mengerti apa yang ingin disampaikannya.

"Riset juga menunjukan anak yang sering mendapat bentakan cenderung lebih agresif, baik secara fisik dan verbal," ucap Markham, dilansir dari Healthline.

Apa pun konteksnya, berteriakseringkali didefinisikan sebagai ekspresi kemarahan. Hal itu justru membuat anak-anak ketakutan dan merasa tidak aman.

Sebaliknya, ketenangan justru membuat abak merasa dicintai dan diterima. Membentak anak, terutama bentakan yang disertai penolakan dan penghinaan verbal, bisa dianggap sebagai pelecehan emosional.

Hal itu terbukti berdampak panjang pada psikologis anak untuk jangka panjang. Anak akan mudah mengalami kecemasan, memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan menjadi pribadi yang agresif secara fisik dan mental.

Melansir Hello Sehat, penelitian menunjukkan bahwa anak yang semasa kecil dibentak-bentak oleh orangtuanya lebih berisiko mengalami gangguan perilaku dan depresi akibat trauma masa kecil ini.

Selain itu, berikut efek lain yang bisa terjadi ketika anak sering mendapatkan bentakan dari orangtuanya:

  • Anak menganggap berteriak adalah cara untuk menyampaikan pesan mereka satu sama lain.
  • Anak akan membalas dan berbalik meneriaki orangtua.
  • Hubungan anak dan orangtua tidak stabil dan tidak dapat berkomunikasi dengan cara yang sehat.
  • Anak cenderung menarik diri dari orangtua dan mudah dipengaruhi teman-temannya.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua ketika terlanjur membentak anak?

Emosi yang memuncak saat mendisiplikan anak adalah hal yang umum terjadi. Namun, pastikan orangtua bisa mengendalikan emosi saat sang anak melakukan hal yang dianggap keliru.

Baca juga: Apakah Anak Perlu Konsumsi Multivitamin?

Ketika terlanjur membentak anak, orangtua harus segera melakukan tindakan tertentu agar apa yang telah dilakukannya tidak menimbulkan efek buruk bagi tumbuh kembang anak.

Melansir Hello Sehat, berikut yang harus dilakukan orangtua usai membentak anak:

1. Meminta maaf

Ketika orangtua terlanjur membentak anak, hal utama yang harus dilakukan adalah meminta maaf.

Hal ini justru membuat anak belajar bahwa manusia pasti melakukan kesalahan dan perlu meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya.

2. Ingatkan anak bahwa Anda mencintai mereka

Sehabis dibentak, anak biasanya akan merasa kecil hati. Pada titik ini, penting bagi orangtua untuk mengingatkan anak bahwa Anda mencintai mereka dan Anda hanya sedang merasa lelah dan penuh emosi.

Jelaskan juga pada anak jika berteriak bukanlah cara berkomunikasi yang baik.

3. Jangan memaksa pembicaraan saat itu juga

Apabila tidak berhasil menenangkan diri, jangan memaksakan diri untuk menyelesaikan pembicaraan dengan anak saat itu juga.

Ambil jeda sesaat dan tentukan waktu yang Anda butuhkan agar ketegangan antara Anda dan anak tidak berlarut-larut.

Sangat penting bagi orangtua agar mengelola emosi agar tidak mudah membentak sang anak. Oleh karena itu, jadikan rumah sebagai lingkungan yang tenang.

Orangtua harus bisa memastikan bahwa semua anggota keluarga bisa berkomunikasi dengan baik dan mengakui perasaan satu sama lain tanpa menyalahkan, mempermalukan, atau menghakimi.

Orangtua dan anak juga harus melakukan komitmen untuk berdiskuso dan membuat semua orang di keluarga bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com