KOMPAS.com – Suhu tubuh manusia bisa berubah-ubah sesuai dengan waktu sehari-hari, aktivitas tubuh, usia, dan kondisi kesehatan.
Sebagai contoh, tubuh cenderung memiliki suhu lebih rendah pada pagi hari dan tengah malam, dibanding siang hari dan waktu menjelang malam.
Sementara, bayi cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dibanding anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36,4 sampai 37,5 derajat Celsius.
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Tubuh setelah Digigit Nyamuk Demam Berdarah?
Ketika suhu tubuh berada di atas nilai normal tersebut, seseorang bisa dikatakan mengalami demam.
Sedangkan definisi demam pada anak adalah ketika suhu tubuh mereka di atas 38 derajat Celsius.
Melansir buku Orangtua Cermat Anak Sehat (2012) karya dr. Arifianto, Sp.A., pengukuran suhu tubuh paling akurat adalah dengan meletakkan ujung thermometer di lubang anus (rektum) secara hati-hati.
Jika tidak memungkinkan, pengukuran suhu badan juga bisa dilakukan dengan meletakkan ujung thermometer di ketiak seseorang.
Jenis termometer yang paling mudah digunakan dan cukup akurat saat ini adalah termometer digital.
Termometer air raksa tidak lagi direkomendasikan untuk dipakai karena jika pecah, air raksa bisa mala mencemari lingkungan.
Berikut ini definisi demam berdasarkan pengukuran suhu di lokasi yang berbeda-beda:
Baca juga: Waspadai Perbedaan Demam Berdarah dan Demam Cikungunya
Pada umumnya, termometer digital terdiri dari 3 jenis atau tipe. Masing-masing jenis termometer tersebut memiliki cara kerja maupun lokasi pemerikaan yang berbeda-beda.
Berikut penjelasannya:
1. Jenis digital
Cara kerja:
Membaca suhu tubuh bila sensor termometer menempel pada kulit
Catatan:
Baca juga: 15 Manfaat Konsumsi Kunyit, Obat Demam hingga Anti Racun
2. Arteri temporalis
Cara kerja:
Membaca gelombang inframerah yang dihasilkan oleh panas dari arteri temporalis yang melintasi daerah di bawah kulit dahi
Catatan:
3. Gendang telinga
Cara kerja:
Membaca gelombang panas inframerah yang dihasilkan oleh gendang telinga
Catatan:
Baca juga: Ini Penyebab Tangan dan Kaki Kadang Terasa Dingin Saat Demam
Melansir buku Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita (2001) karya dr. M. C. Widjaja, demam dapat diderita oleh siapa saja, dari bayi hingga orang berusia paling lanjut sekali pun.
Demam sesungguhnya adalah reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh.
Dengan kata lain, demam merupakan bentuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Jika ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh, tubuh secara otomatis akan melakukan perlawanan terhadap kuman tersebut dengan mengeluarkan zat antibodi.
Pengeluaran zat antibody yang lebih banyak daripada biasanya kemudian diikuti dengan naiknya suhu tubuh.
Baca juga: Bawang Merah Terbukti Ampuh Atasi Demam pada Anak, Ini Cara Kerjanya
Semakin parah penyakit yang menyerang, maka otomatis kian banyak pula antibodi yang dikeluarkan. Hal itu lantas membuat semakin tinggi juga suhu badan yang terjadi.
Seseorang yang sehat pada umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh atau zat antibodi yang baik.
Jadi, kian sehat, makin baik juga sistem kekebalan tubuhya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.