Dengan demikian, efek biologis sinar matahari terhadap manusia hanya berkaitan dengan UV-B dan UV-A. Diperkirakan, 96,5 persen UV-A dan 3,5 persen UV-B mencapai permukaan bumi saat musim panas.
“Radiasi UV yang mencapai permukaan bumi terutama terdiri dari UV-A dengan komponen UV-B kecil,” jelas dr. Pras saat diwawancara Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
dr. Pras mengatakan, salah satu aspek yang menarik dari paparan sinar matahari UV adalah bahwa sejumlah kecil UV sangat penting untuk produksi vitamin D pada manusia, namun paparan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan kulit secara akut dan kronis.
“Di sinilah pentingnya pemahaman yang memadai kapan dan bagaimana memanfaatkan sinar matahari secara bijak” jelas dr. Pras.
Menurut dia, berjumur di bawah sinar matahari idealnya dilakukan dengan durasi 10-15 menit saja untuk meraih manfaat peningkatan imunitas sekaligus kepadatan tulang.
Baca juga: Waspada, Paparan Sinar UV dari Matahari Bisa Picu Kanker Kulit
Sementarara, waktu yang dianjurkan dr. Pras untuk berjemur, yakni di antara pukul 11.00-13.00 WIB atau pukul 08.00-09.00 WIB dengan intenstitas 2-3 kali saja selama seminggu.
“Cukup dilakukan seminggu 2-3 kali untuk menghasilkan vitamin D yang memadai yang juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh,” jelas dr. Pras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.