KOMPAS.com – Sebagian orang masih mengira bahwa penyakit diabetes hanya terdiri dari satu jenis.
Dengan demikian, orang-orang itu pun berpikir bahwa asal ada obat tertentu yang bisa menurunkan kadar gula darah, sudah cukup mengonsumsi obat tersebut dan akhirnya menganjurkannya kepada orang lain.
Padahal, gula dalam darah pada kenyataannya bisa naik melalui beberapa cara.
Jadi, penting kiranya bagi siapa saja lebih dulu mengenal macam-macam penyakit diabetes.
Baca juga: Penderita Diabetes Rentan Virus Corona, Begini Baiknya...
Berdasarkan penyebab dan katakteristik kondisinya, diabetes secara umum bisa dibagi menjadi dua jenis, salah satunya yakni diabetes tipe 1.
Melansir Buku Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes (2017) karya Hans Tandra, diabetes tipe 1 muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.
Akibatnya, hormon insulin yang berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi energi dan membantu tubuh menyimpan energi tersebut menjadi kurang atau tidak ada sama sekali.
Dengan demikian, gula menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.
Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent dibetes karena panderitanya sangat bergantung pada insulin. Di mana, mereka akan memerlukan suntikan insulin setiap hari untuk mencukupi kebutuha insulin dalam tubuh.
Karena biasanya terjadi pada usia yang sangat muda, diabetes tipe 1 juga bisa disebut juvenile diabetes.
Tapi kedua istilah lain tersebut kini telah ditinggalkan karena diabetes tipe 1 kadang juga bisa ditemukan pada orang usia dewasa.
Baca juga: 4 Tanda Awal Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai
Sementara, diabetes tip lain bisa juga diobati dengan suntikan insulin sehingga sekarang istilah yang dipakai adalah diabetes tipe 1.
Dijelaskan, diabetes tipe 1 pada umumnya adalah penyakit autoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh dan mengakibatan rusaknya sel pankreas.
Sementara, teori lain menyebutkan bahwa kerusakan pankreas akibat pengaruh genetik (keturunan), infeksi virus atau malnutrisi.
Di Indonesia, statistik mengenai diabetes tipe 1 belum ada. Tapi, diperkirakan tidak lebih dari 2 persen.
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kasus yang tidak terdiagnosis atau tidak diketahui sampai sang penderita sudah mengalami komplikasi dan keburu meninggal.
Penyakit ini biasanya muncul pada unisa anak atau remaja, baik pria maupun wanita.
Biasanya, gejala timbul mendadak dan bisa berat sampai mengakibatkan koma apabila tidak segera ditolong dengan suntikan insulin.
Baca juga: 3 Resep Infused Water untuk Diabetes
Dalam Buku Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus (2014) karya Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M.S., dkk., juga dijelaskan bahwa gejala yang timbul pada penderita diabetes tipe 1 biasanya sercara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut ketoasidosis diabetikum.
Penyebab terjadinya ketoasidosis adalah kadar gla di dalam darah yang tinggi. Namun, sebagan besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin sehingga sel mengambil energi dari sumber lain, seperti lemak.
Sel lemak yang dipecah kemudian menghasilkan keton atau senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum, di antaranya yakni:
Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua
Sebelum menjalani pengobatan, penderita diabetes tipe 1 hampir selalu mengalami penurunan berat badan karena kekurangan insulin yang berat.
Sedangkan setelah menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan sekali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, keceakaan, atau panyakit serius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.