KOMPAS.com - Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru.
Oleh karena itu, banyak orang mulai membawa hand sanitizer saat beraktivitas agar lebih mudah mencuci tangan.
Menggunakan hand sanitizer memang lebih praktis daripada mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Namun, penggunaan hand sanitizer dalam jangka panjang perlu diteliti lebih lanjut karena kandungan bahan kimia di dalamnya bisa berakibat fatal bagi kesehatan, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak.
Baca juga: Yang Harus Kita Tahu tentang Mencuci Tangan untuk Cegah Infeksi Virus
Melansir laman Healthline, bahan aktif di dalam hand sanitizer adalah etil alkohol yang ditemukan pada alkohol suling.
Hand sanitizer yang mengandung alkohol di bawah 70 persen biasanya tidak efektif untuk membasmi kuman dan bakteri di tangan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyarankan agar kita menggunakan sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan.
Penggunaan hand sanitizer bisa dilakukan jika memang air dan sabun tidak tersedia.
Jadi, penggunaan hand sanitizer bukan solusi jangka panjang untuk membersihkan tangan.
Kita juga tidak bisa menggunakan hand sanitizer saat tangan terlalu kotor atau berminyak karena bakteri masih bisa menempel di celah-celah tangan kita.
Selain itu, pembersih tangan berbasis alkohol juga tidak bisa menyingkirkan norovirus yang merupakan penyebab umum flu perut.
Hand sanitizer juga tidak bisa menghilangkan bahan kimia berbahaya di tangan, seperti pestisida dan logam berat.
Melansir laman The Health Site, berikut efek samping penggunaan hand sanitizer berlebihan:
Sebagian besar hand sanitizer mengandung alkohol sebagai bahan aktif untuk membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit.
Meski tidak terlalu tinggi, namun jumlah alkohol di dalam hand sanitizer masih bisa menyebabkan keracunan.