B2P2TOOT Tawangmangu mengungkap, bagian batang dan daun brotowali digunakan untuk mengatasi radang, panas, dan mengobati malaria.
Baca juga: Bagaimana Baiknya Konsumsi Kunyit dan Temulawak Saat Pandemi Covid-19?
Tak hanya di Indonesia, infusa dan dekokta batang brotowali digunakan juga di Malaysia, Thailand, dan Filipina untuk mengatasi berbagai keluhan pada kulit akibat bakteri, parasite, gatal dan luka bakar.
Selain itu, batang brotowali juga dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah berikut:
Disebut juga batang brotowali digunakan untuk pengobatan penyakit kuning dan sebagai obat oles atau plester untuk menghilangkan sakit pinggang.
Kepala Seksi (Kasi) Kerja sama dan Jaringan Informasi B2P2TOOT Tawangmangu, Tri Widayat, MS.c, menyampaikan penelitian ekstrak brotowali untuk terapi diabetes telah dilakukan pada hewan coba.
Baca juga: 6 Manfaat Kumis Kucing, Obati Encok hingga Hipertensi
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek antihiperglikemik brotowali tidak terganggu oleh serapan glukosa di intestinal maupun serapan gula ke sel perifer," jelas Tri saat dimintai informasi Kompas.com, Senin (4/5/2020).
Efek antihiperglikemik kemungkinan berhubungan dengan stimulasi pelepasan insulin via modulasi konsentrasi Ca pada sel beta.
Pada penelitian lain dinyatakan bahwa brotowali memiliki efek menambah nafsu makan, sebagai pembanding digunakan obat standar megestrol acetate.
Cycloeudalenol dan cycloeucalenone yang terkandung pada batang brotowali dinyatakan memiliki efek kardiotonik.
Sementara itu, uji toksitas akut dari esktrak brotowali pada tikus memperlihatkan bahwa ekstrak dengan dosis tertinggi 4 g/kg berat badan yang diberikan per oral tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda toksisitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.