Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2020, 19:07 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang membuat pengidapnya terus-menerus punya keinginan untuk mencuri.

Kleptomania merupakan penyakit yang jarang diidap. Namun, ketika seseorang menderita gangguan ini, pengidap maupun orang terdekatnya bisa terluka secara emosional.

Berikut penjelasan apa itu kleptomania dan gejala kleptomania.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi

Apa itu kleptomania?

Kleptomania membuat penderitanya tidak bisa mengontrol diri untuk mencuri atau mengambil barang milik orang lain.

Barang-barang tersebut biasanya tidak bernilai. Jika bernilai, barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan.

Melansir Mayo Clinic, kleptomania tersebut gangguan kontrol impuls.

Gangguan ini ditandai dengan masalah pengendalian emosi dan perilaku.

Banyak penderita kleptomania yang hidup dengan merahasiakan masalah kesehatan mentalnya.

Umumnya, mereka khawatir atau takut harus mendapatkan perawatan kesehatan mental. Mereka juga takut dilaporkan ke pihak berwajib.

Padahal, meskipun kleptomania tidak ada obatnya, namun perawatan kesehatan mental dengan obat-obatan atau psikoterapi dapat memutus siklus keinginan mencuri.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Seseorang Susah Minta Maaf Menurut Psikologi

Gejala kleptomania

Melansir Verywell Mind, American Psychiatric Association menyebut penderita kleptomania ingin terus mencuri karena mengalami penumpukan tensi sebelum mengambil barang orang lain.

Untuk melepaskan ketegangan atau tensi tinggi, penderita kleptomania mencuri.

Begitu mencuri, mereka bisa merasa puas, lega, bahkan senang.

Kendati bikin puas dan bisa melepaskan ketegangan, namun para penderita kleptomania umumnya merasa menyesal dan menyalahkan diri sendiri setelah mencuri.

Berikut beberapa gejala kleptomania atau tanda-tanda kleptomania:

  • Sulit mengelak keinginan untuk mencuri atau mengambil barang
  • Merasa tertantang, gelisah, dan punya gairah besar untuk mencuri
  • Merasa senang, puas, dan lega saat mencuri
  • Merasa bersalah, menyesal, benci diri sendiri, malu, atau takut tertangkap setelah mencuri
  • Ada desakan atau keinginan berulang untuk kembali mencuri

Baca juga: Membongkar Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau