KOMPAS.com - Orang yang didiagnosis kesurupan memiliki tingkat kesadaran yang menurun, mereka bisa meracau, tidak dapat membuka mata atau jalan kaki.
Bahkan, mereka juga bisa marah-marah hingga melakukan hal diluar kendali atau mengaku melihat mahkluk-makhluk tertentu yang tak bisa dilihat orang lain. Yah, kasus semacam ini biasanya selalu dikaitkan dengan roh atau hal-hal mistis.
Padahal, kasus kesurupan dalam dunia medis bisa disebabkan oleh gangguan histeria.
Histeria membuat penderitanya mengalami sejumlah gejala psikologis seperti kebutaan, kehilangan sensasi, halusinasi, sugestibilitas, dan perilaku yang sangat emosional.
Kondisi histeria telah ditemukan sejak dua ribu tahun lalu. Di era Victoria, histeria umumnya digunakan untuk merujuk pada disfungsi seksual wanita, termasuk libido tinggi dan rendah.
Ahli psikoanalisis Sigmund Freud percaya gejala histeria adalah mekanisme pertahanan terhadap kondisi seksual.
Baca juga: Sering Melamun hingga Lupa Waktu, Waspadai Maladaptive Daydreaming
Namun sejak muncul ilmu modern, kondisi histeria ini dikaitkan dengan penyakit disosiatif dan somatoform yang bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.
Gangguan disosiatif merupakan gangguan psikologis yang melibatkan gangguan (disosiasi) dalam aspek kesadaran, termasuk identitas dan memori.
Sementara itu, somatoform merupakan kelainan psikologis yang menimbulkan gejala fisik.
Gejala histeria bisa berupa kelumpuhan parsial, halusinasi, dan gugup. Kondisi ini juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami hal-hal berikut:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.