Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Berbagai Jenis Beras dan Kandungan Gizinya

Kompas.com - 18/05/2020, 03:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat dunia.

Beras putih umumnya lebih banyak disukai masyarakat, khususnya di Indonesia. Jenis beras tersebut berasa dari padi yang telah digiling untuk menghilangkan kulit, dedak, dan kuman. putih diklaim memiliki rasa yang lebih enak daripada jenis beras lainnya.

Proses tersebut membuat beras putih mengandung nutrisi dan berbagai senyawa bermanfaat yang lebih sedikit dibandingkan jenis beras lainnya.

Akibatnya, beras putih mengandung lebih sedikit serat, protein, antioksidan, dan vitamin dan mineral daripada jenis beras lainnya.

Baca juga: Punya Banyak Dampak Buruk, Ini 4 Cara Atasi Emotional Eating

Selain itu, beras putih juga mengandung gula yang lebih tinggi dari pada beras merah sehingga memiliki rasa yang dianggap lebih nikmat daripada beras merah.

Padahal, ada banyak jenis beras yang biasa dikonsumsi masyarakat. Tentunya, beda jenis beras juga memiliki perbedaan rasa dan nilai gizi.

Selain beras putih, berikut jenis nasi yang biasa dikonsumsi masyarkat dan perbedaan nilai gizinya:

1. Beras cokelat

Beras cokelat terbuat dari bulir padi yang telah dipisah dari sekam. Berbeda dengan beras putih, beras cokelat masih mengandung lapisan dedak sehingga nutrisi yang dimiliki lebih banyak.

Beras cokelat mengandung antioksidan flavonoid apigenin, quercetin, dan luteolin yang membantu mencegah penyakit.

Riset membuktikan, mengonsumsi makanan kaya flavonoid secara teratur bisa mengurangi berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker jenis tertentu.

Beras cokelat juga mengandung kalori dan karbohidrat yang serupa dengan beras putih.

Namun, varietas beras cokelat mengandung serat tiga kali lebih banyak daripada beras putih. Kandungan protein di dalam beras cokelat jugalebih tinggi daripada beras putih.

Jenis beras ini sangat cocok dikonsumsi penderita diabetes karena membantu mengatur gula darah dan insulin.

2. Beras hitam

Beras hitam memiliki warna pekat dan seringkali berubah menjadi ungu saat dimasak. Riset membuktikan, beras hitam mengandung antioksidan tertinggi dati semua jenis beras.

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel dari kerusakan akibat kelebihan molekul radikal bebas.

Radikal bebas bisa memicu stres oksidatif yang meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker tertentu, dan penurunan mental. Beras hitam juga kaya akan antosianin yang bersifat antikanker.

Baca juga: Nasi, Ketupat, atau Lontong, Mana yang Lebih Sehat?

3. Beras merah

Beras merah juga mengandung protein dan serat yang lebih tinggi daripada nasi putih.

Riset juga membuktikan, beras merah memiliki potensi lebih besar untuk melawan radikal bebas dan mengandung konsentrasi antioksidan flavonoid yang lebih tinggi daripada beras cokelat.

Flavonoid dalam beras merah membantu mengurangi peradangan di tubuh, menjaga kadar radikal bebas, dan mengurangi risiko kondisi kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Jenis beras terbaik

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi biji-bijian utuh di atas biji-bijian olahan meningkatkan kesehatan.

Mengonsumsi biji-bijian utuh juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung, obesitas, dan kanker tertentu.

Itu sebabnya, sebaiknya kita lebih memilih mengonsumsi beras merah, hitam, atau cokelat dibandingkan beras putih.

Antioksidan di dalam beras putih juga lebih rendah daripada antioksidan di daam beras merah, coklat, dan hitam.

Mengonsumsi beras putih tetap memiliki manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Beras putih juga lebih mudah dicerna sehingga baik untuk orang yang memiliki masalah pencernaan.

Namun, beras putih memiliki indeks glikemik yang tinggi sehingga bisa meningkatkan risiko diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com