Tingkat stres yang tinggi juga bisa berdampak negatif pada dorongan seks. Riset 2014 membuktikantingkat stres kronis memiliki dampak negatif pada gairah seksual.
Untuk mengatasinya, kita bisa melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi stres dan melakukan olahraga untuk menginkatkan hormon yang mendorong perasaan bahagia.
Meningkatkan komunikasi dengan pasangan juga dapat meningkatkan keintiman dan mengembalikan gairah seksual.
Stres juga bisa mengurangi kemampuan memori dan konsentrasi. Riset yang menyelidiki jalur respons stres di otak dan pengaruhnya terhadap memori jangka panjang telah membuktikannya.
Dalam riset tersebut, peneliti menemukan hormon-hormon tertentu setelah peristiwa stres atau traumatis dapat merusak daya ingat.
Kabar baiknya, hal ini bisa kita atasi dengan perubahan gaya hidup, menerapkan pola makan sehat dan menjaga tubuh dan pikiran aktif agar tetap fokus.
Stres kronis dapat mengubah sifat fisik otak yang memicu peningkatan perilaku adiktif yang berdampak negatif pada kesehatan.
Namun, hal ini bisa kita atasi dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Kita juga bisa mekinta bantuan ahli kesehatan mental untuk nenemukan metode yang tepat dalam mengelola stres.
Banyaknya efek emosional dari stres dapat membuat kita mengalami perubahan suasana hati.
Riset 2014 meneliti peran berbagai jenis tes stres pada fisiologi, suasana hati, dan kognisi telah membuktikannya.
Penelitian tersebut menunjukkan stres sosial dan fisik berdampak besar pada kesejahteraan emosional dan suasana hati.
Untuk mengatasinya, kita bisa melakukan teknik relaksasi, menikmati alam bebas, dan mempraktikan mindfulness.
Jika perubahan hati yang kita alami nampak serius dan tak kunjung hilang, segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.