Berbagai faktor risiko tersebut di antaranya, yakni:
Bisa jadi gejala yang mereka rasakan justru pertanda adanya “angin” (oksigen) yang seharusnya masuk ke jantung terhambat akibat terjadinya penyumbatan pembuluh koroner.
Pada kondisi gagal jantung, penderita juga mungkin akan mengalami gejala lemah tak bertenaga.
Melansir Buku Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung Edisi Kedua (2004) oleh Imam Soeharto, lemah akibat gagal jantung bisa terjadi karena jaringan tubuh tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi untuk bekerja.
Bil bilik (ventricle) kiri yang gagal, darah akan mengalir kembali ke paru-paru, dan menyebabkan terisinya peru-paru dengan air, dan menyebabkan pendiritanya susah bernapas.
Baca juga: 6 Manfaat Makanan Pedas, Redakan Pilek hingga Cegah Penyakit Jantung
Sementara, apabila bilik kanan yang gagal, darah kembali ke otak, liver, perut, ginjal dan kaki, hingga bisa menyebabkan pembengkakan pada bagian-bagian organ tubuh tersebut.
Gagal jantung merupakan hal yang menyedihkan karena penderitanya bisa mengalami gejala susah napas, lemah, kacau, megap-megap, tidak bisa makan dan terpaksa duduk untuk menghirup udara.
Melansir Buku The Healthy Heart (2000) oleh James M. Rippe, M.D., pada taraf pertama gagal jantung, jatung mengkompensasi keidakmampuannya dalam memompa darah dengan cara-cara berikut:
Kompensasi di atas tumbuh bertahun-tahun sebelum penderitanya merasa adanya tanda-tanda.
Baca juga: Benarkah Kerokan Bisa Sembuhkan Masuk Angin?
Seberapa seriusnya gagal jantung tergantung pada berapa kapasitas pemompa yang menurun.
Untuk mengantisipasi gangguan ini, salah satu cara yang bisa dilakukan tidak lain yakni dengan mengetahui gejala penyakit jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.