KOMPAS.com - Berkebun adalah salah satu kegiatan yang baik untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Melansir Psychology Today, manfaat berkebun bisa jadi ladang belajar legawa, mengurangi kebiasaan perfeksionis, dan menjaga pikiran tetap positif.
Selain itu, berkebun juga bisa menjadi aktivitas membakar kalori sederhana serta mendorong seseorang doyan makan sayur-sayuran.
Kendati punya dampak positif bagi kesehatan, berkebun juga rentan menjadi pintu infeksi tetanus.
Baca juga: 7 Manfaat Berkebun di Rumah untuk Kesehatan
Melansir Cleveland Clinic, tetanus adalah penyakit saraf yang disebabkan infeksi bakteri Clostridium tetani.
Bakteri tetanus bisa masuk ke dalam tubuh lewat luka atau goresan kecil di tubuh.
Selama ini, banyak orang mengira penyakit tetanus hanya disebabkan karena menginjak paku yang berkarat.
Padahal, bakteri tetanus juga ada di tanah, debu, kotoran hewan, atau gigitan binatang.
Sejumlah kasus tetanus juga disebabkan infeksi bakteri yang masuk dari luka kecil di tubuh saat berkebun.
Baca juga: Seni Bikin Panjang Umur, Bagaimana Caranya?
Kuman tetanus tidak membutuhkan luka mengaga lebar agar bisa bersarang ke dalam tubuh.
Luka gesekan atau terkena serpihan suatu benda cukup menjadi pintu masuk penyakit ini.
Menurut ahli penyakit menular dari Cleveland Clinic, Susan Rehm, MD, banyak pasien yang tidak sadar memiliki luka saat terinfeksi bakteri tetanus.
Sejumlah pasien tetanus memerlukan perawatan intensif sampai berbulan-bulan agar pulih. Sebagian infeksi tetanus berujung fatal.
Baca juga: Baru Mulai Olahraga Berat Badan Justru Tambah, Kenapa Begitu?
Begitu bakteri tetanus masuk ke aliran darah melalui luka di kulit, bakteri lantas tumbuh dan berkembang di dalam tubuh.
Bakteri yang berkembang di dalam tubuh ini menghasilkan racun yang bisa mengganggu sistem saraf.
Target awalnya, saraf yang terdekat dengan pintu masuk penyakit. Setelah itu, infeksi menyebar ke sumsum tulang belakang dan otak.
Baca juga: 3 Gerakan Olahraga Sederhana di Rumah Bermodal Kursi
Selang lima hingga hingga sepuluh hari sejak terinfeksi, penderita penyakit tetanus mengalami gejala mengerikan, di antaranya:
Saat bakteri tetanus menyerang tubuh, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Tetanus hanya bisa dikelola, namun tidak bisa disembuhkan. Kabar baiknya, tetanus dapat dicegah.
Suntik vaksin tetanus dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi anak-anak, orang dewasa, ibu hamil, maupun orang yang akan mengunjungi daerah endemik tetanus.
Di Indonesia, ada beberapa jenis vaksin tetanus yang jamak diberikan. Di antaranya vaksin DTP-HB-HiB, Td-IPV, DTaP-IPV, dll.
Baca juga: Tips Aman Bersepeda di Tengah Pandemi Corona
Jika Anda berkebun atau kerap berkutat di kebun, ada baiknya Anda selalu menggunakan alas kaki dan sarung tangan.
Sarung tangan dapat melindungi tangan Anda dari luka goresan yang bisa jadi celah infeksi lewat luka yang ada di kulit.
Ketika Anda merasa memiliki luka, penting untuk merawat luka dengan baik dan aman.
Bahkan untuk luka atau goresan kecil yang dianggap bukan masalah besar.
Pastikan untuk selalu mencuci luka dan sabun dan air mengalir. Gunakan perban jika perlu, untuk mencegah infeksi.
Perawatan luka pada pasien oleh tenaga medis umumnya diberi imunoglobulin antitetanus kendati sudah mendapatkan riwayat vaksinasi sebelumnya.
Suntikan antitetanus ini berguna untuk memberi perlindungan tambahan bagi tubuh dari bakteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.