Jika tidak diberikan kolkisin, tubuh dapat mengalami resistensi terhadap terapi penyakit asam urat.
Resistensi ini artinya tubuh tidak mau lagi bereaksi sehingga obat-obatan untuk terapi penyakit asam urat tidak berefek.
Sementara, konsumsi obat lain, seperti antimaag simetidin atau antibiotic eritromisin, bisa meningkatkan risiko keracunan kolkisin.
Obat tersebut pasalnya dapat menurukan pemecahan kolkisin.
2. OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid)
Selain sebagai antinyeri, OAINS juga mempunyai antiinflamasi. Artinya, OAINS bisa mengurangi bengkak pada gout.
Contoh OAINS, yakni:
Baca juga: Bagaimana Kurang Minum Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?
Indometasin adlaah OAINS yang potensial dan bekerja cepat, yakni dalam 2 jam untuk mengurangi nyeri akibat asam urat.
Dosisnya adalah 150-300 mg per hari dalam dosis terbagi. Maksudnya, obat bisa diminum 2-3 kali sehari dengan total dosis 150-300 mg.
Indometasin punya dua mekanisme kerja sekaligus, yakni mencegah “peperangan berlebihan” antara sel-sel radang dan asam urat, serta mencegah terjadinya nyeri.
Inilah yang membuat indometasin lebih disukai daripada OAINS yang lain.
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik bisa digunakan apabila kolkisin dan OAINS tidak menolong.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Prednison dapat diberikan dan segera di “tapering off”. Artinya, dosisnya dikurangi sedikit demi sedikit dan pada akhirnya dihentikan dalam 7 hari.
Kortikosteroid yang disuntikan ke dalam sendi (intraartikuler) cukup efektif pada asam urat akut.
Namun, sebelumnya harus diperhatikan bahwa peradangan sendi bukan diakibatkan oleh bakteri. Hal ini dilakukan karena kortikosteroid dapat membuat infeksi bakteri semakin hebat.
Tak hanya untuk mengatasi nyeri, Dr. dr. Joewono mengungkap, ada juga obat asam urat yang berfungsi untuk mengurangi kadar asam urat. Berikut beberapa piliha obat tersebut:
1. Probenesid dan salisilat
Probenesid dan salisilat adalah obat-obatan urikosurik yang dapat meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine.