Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipertensi: Gejala, Komplikasi, Penyebab, dan Cara Pengobatan

Kompas.com - 23/06/2020, 14:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba.

Kabar buruknya, jenis hipertensi ini bisanya menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibanding hipertensi primer.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Marah Bikin Darah Tinggi?

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipertensi sekunder di antaranya:

  • sleep apnea atau gangguan tidur obstruktif
  • masalah ginjal
  • tumor kelenjar adrenal
  • masalah tiroid
  • cacat bawaan di pembuluh darah
  • obat-obatan tertentu seperti pil KB, obat flu, peghilang rasa sakit
  • obat-obatan terlarang seperti kokain dan amfetamin

Faktor Risiko

Selain penyebab, Anda juga perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang memungkinkan seseorang mengembangkan kondisi hipertensi.

Dikutip dari laman resmi NHS, seseorang berisiko tinggi mengalami hipertensi jika:

  • berusia lebih dari 65 tahun
  • mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
  • memiliki garis keturunan dengan darah tinggi
  • makan terlalu banyak garam
  • memiliki pola makan tidak sehat
  • jarang berolahraga
  • minum terlalu banyak alkohol
  • terlalu banyak konsumsi kafein
  • merokok
  • kurang tidur

Jika Anda memiliki satu atau beberapa faktor di atas, ada baiknya segera mengubah pola hidup Anda.

Baca juga: Akhir Tahun Musim Lembur, Waspada Serangan Darah Tinggi

Cara Mencegah

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa membantu mengurangi peluang Anda mengalami kondisi hipertensi.

Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi risiko hipertensi di antaranya:

1. Olahraga secara teratur

Dalam pedoman aktivitas fisik yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan AS, semua orang sebaiknya melakukan olahraga intensitas sedang selama 150 menit per minggu.

Baca juga: 5 Tanda Rematik yang Dirasakan di Pagi Hari, Apa Saja?

Anda bisa melakukan olahraga sedang seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda atau berenang.

Sebaiknya, olahraga rutin dilakukan dalam kurun waktu 5 hari dalam seminggu untuk mengoptimalkan hasilnya.

2. Mengurangi stres

Bukan rahasia lagi, stres bisa memicu berbagai jenis penyakit, tak terkecuali hipertensi.

Baca juga: Kenapa Badan Lemas dan Mudah Capek? Ini 8 Cara Mengatasinya

Sebagai langkah pencegahan tekanan darah tinggi, sebaiknya Anda juga perlu menngurangi stres.

Menghindari atau belajar manajemen stres bisa membantu seseorang mengontrol tekanan darah.

Anda bisa melakukan meditasi, mandi air hangat, yoga, atau berjalan ringan sebagai teknik relaksasi untuk melepas stres.

Baca juga: Waspada, Ahli Sebut Wanita Rentan Idap Penyakit Darah Tinggi

3. Hindari konsumsi alkohol, rokok, dan makanan siap saji

Alkohol dan rokok diketahui dapat meningkatkan tekanan darah. Maka, menghindari atau berhenti mengonsumsi alkohol dan rokok bisa mengurangi risiko hipertensi.

Sedangkan pada makanan siap saji, umumnya memiliki kadar garam yang tinggi. Sepeti yang kita ketahui, konsumsi tinggi garam bisa meningkatkan tekanan darah.

Baca juga: Apa Itu Gigitan Tungau Kasur? Simak Ciri-Ciri dan Cara Mengobatinya

Asupan garam rata-rata tiap orang umumnya sekitar 9 hingga 12 gram sehari.

Untuk itu, WHO menyarankan melakukan pengurangan asupan hingga 5 gram per hari untuk mengurangi risiko hipertensi dan masalah kesehatan lainnya.

4. Diet

Melakukan diet sehat juga bisa Anda lakukan demi menjaga tekanan darah tetap normal.

Baca juga: 5 Tanda Asam Urat Tinggi yang Bisa Dilihat di Malam Hari, Apa Saja?

Lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur, misalnya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jelang Pemakaman Paus Fransiskus, Jokowo dan Rombongan Hanya Sehari di Vatikan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau