Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2020, 21:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Berpikir sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu memang baik untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.

Namun, berpikir berlebihan atau overthinking justu bisa merusak kesehatan kita.

Ketika kita terus-menerus memikirkan suatu hal secara berlebihan, tubuh akan mengalami lonjakan kortisol yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.

Baca juga: Dianggap Bahaya, Bolehkah Kita Mengonsumsi Mie dengan Nasi?

Melansir laman TheHealthSite, berikut lima masalah kesehatan yang timbul karena overthinking:

1. Fungsi otak terganggu

Kebiasaan overthinking bisa memicu stres yang berpengaruh pada kondisi otak kita. Pasalnya, hormon kortisol yang dihasilkan saat stres bisa merusak dan membunuh sel-sel otak di hipokampus.

Hipokampus adalah bagian dari otak besar yang berperan pada fungsi memori dan navigasi ruangan. Overthinking juga bisa mengubah struktur dan konektivitas otak.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universoty of California juga membuktikan, overthinking bisa memicu stres kronis yang menyebabkan masalah mental seperti kecemasan dan gangguan suasana hati.

2. Menganggu fungsi pencernaan

Overthinking bisa memicu stres yang mempengaruhi sistem pencernaan. Pasalnya, paparan stres berlebihan bisa memicu masalah pencernaan seperti radang usus, sindrom iritasi usus, perubahan motilitas gastrointestinal dan sekresi lambung.

Selain tu, stres juga bisa membuat lapisan pelindung pada usus melemah dan memungkinkan bakteri usus memasuki tubuh.

Peningkatan gas juga terjadi saat kita terlalu stres sehingga menghalangi penyerapan nutrisi.

3. Meningkatkan gangguan jantung

Overthinking juga bisa memengaruhi perilaku dan faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti merokok, makan berlebihan, gaya hidup pasif dan peningkatan tekanan darah.

Beberapa orang yang mengalami stres karena pikiran yang terlalu penuh juga kerap melakukan aktivitas yang membahayakan jantung seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.

Saat overthinking, hormon adrenalin juga meningkat yang memicu peningkatan pernapasan dan detak jantung.

Baca juga: Sering Lupa Ini Hari Apa Bisa Jadi Tanda Stres Pandemi Corona

4. Mengganggu kesehatan kulit

Overthinking juga bisa mempengaruhi kondisi kulit atau bahkan memperburuk sejumlah masalah seperti psoriasis, dermatiti atopik, dan dermatitis seboroik.

Pasalnya, berpikir berlebihan membuat tubuh menjadi rentan mengalami ruam karena adanya pelepasan bahan kimia tambahan seperti neuropeptida dan neurotransmiter.

Zat kimia ini dapat mengubah cara tubuh merespons berbagai fungsi. Perubahan respons ini dapat menyebabkan peradangan, sensitivitas, dan ketidaknyamanan lainnya pada kulit.

5. Melemahkan sistem imunitas

Hormon kortisol yang dilepaskan saat overthinking juga bisa melemahkan sistem imun yang membuat kita mudah jatuh sakit.

Tingkat hormon kortisol yang tinggi juga turut meningkatkan peradangan pada tubuh yang melemahkan sistem imunitas.

Selain itu, overthinking juga dapat menurunkan kadar limfosit atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Semakin rendah tingkat limfosit, semakin tinggi risiko kita terkena virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau