Tidak seperti sakit dada yang berhubungan dengan penyakit jantung, nyeri dada terkait pernapasan dapat memengaruhi kedua sisi dada dan diafragma.
Infeksi virus dan bakteri dapat memicu peradangan di saluran dan kantung udara paru-paru.
Selain sakit dada, infeksi paru-paru dan dada dapat menimbulkan gejala sesak napas, susah bernapas, batuk berdahak atau berdarah, demam, meriang, dan kelelahan.
Baca juga: 5 Penyebab Telapak Kaki Sakit Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari
Bronkospasme terjadi ketika otot saluran pernapasan mengerut dan mengencang, sehingga saluran udara terhimpit.
Kondisi ini dapat memicu sakit dada dan sesak napas, susah bernapas, serta kelelahan akut.
Bronkospasme bisa disebabkan asma, gangguan paru obstruktif kronik (PPOK), dan bronkitis kronis.
Hipertensi paru mengacu pada tekanan darah tinggi yang memengaruhi arteri paru.
Gejala hipertensi paru di antaranya sakit dada, detak jantung cepat, sesak napas, lelah, dan tidak berselera makan.
Emboli paru adalah kondisi parah yang bisa mengancam jiwa.
Kondisi ini disebabkan gumpalan darah terbentuk di arteri salah satu paru. Sehingga jaringan paru-paru tidak mendapat pasokan darah kaya oksigen.
Emboli paru memicu sakit dada atau punggung bagian atas, sesak, kaki bengkak dan kemerahan, serta batuk darah.
Baca juga: Pneumotoraks: Gejala dan Penyebab
Pneumotoraks terjadi ketika udara di ruang antara paru-paru dan dinding dada menekan paru-paru.
Udara ini mencegah paru-paru mengembang, sehingga paru-paru kolaps.
Gejala pneumotoraks di antaranya sakit dada sampai terasa nyeri tajam, terkadang hanya di satu sisi paru-paru.