KOMPAS.com – Diare adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan perubahan bentuk atau konsistensi tinja menjadi melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari biasanya.
Penyakit ini salah satunya umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi usia di bawah lima tahun (balita).
Dokter spesialis anak RS Brayat Minulya Surakarta, dr. Shelvy Purtri Amelia, Sp.A, menjelaskan selama diare, tubuh anak kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat.
Baca juga: Sering Salah Penanganan, Ini 3 Cara Tepat Obati Diare pada Anak
Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuan untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan.
Jadi, lebih kurang 10 persen episode diare pada anak disertai dehidrasi atau kekurangan cairan secara berlebihan.
Sementara, bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi akibat diare.
Pada kasus yang ringan, berbagai cairan yang diberikan dapat mencegah dehidrasi.
“Mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam penanganan diare pada anak,” jelas dr. Shelvy saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Dia menerangkan secara garis besar ada dua penyebab diare pada anak, yakni karena infeksi dan non infeksi.
Berikut penjelasannya:
1. Penyebab diare karena infeksi
Menurut dr. Shelvy, infeksi virus, bakteri dan parasite merupakan penyebab diare paling sering.
Baca juga: 7 Makanan Penyebab Diare Saat Puasa
Sementara, virus, terutama Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak atau mencapai 60-70 persen kasus.
2. Penyebab diare karena non-infeksi
Penyebab diare non-infeksi, di antaranya meliputi:
Diare pada umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu 1-2 hari. Namun, para orangtua tidak boleh memandang sebelah mata penyakit ini.
Baca juga: Sering Diare di Pagi Hari: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati
Pada kasus parah dan tanpa penanganan, diare bisa juga menjadi penyebab kematian.
dr. Shelvy menyarankan beberapa hal berikut sebagai cara mengobati diare pada anak:
Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering agar tidak membebani kerja organ pencernaan
“Lanjutkan pemberian makanan yang mengandung tinggi energi setelah sembuh dari diare,” tambah dia.
Baca juga: Jenis-jenis Obat Batuk Berdahak dan Obat Batuk Kering
dr. Shelvy memberikan rambu-rambu kepada para orangtua mengenai indikasi anak harus dirawat di RS karena mengidap diare.
Berikut ini beberapa gejala diare pada anak yang menjadi pertimbangan bagi orangtua untuk segera membawa mereka ke RS:
Anak-anak yang sedang mengalami diare sangat rentan terkena dehidrasi.
Dehidrasi pada anak-anak saat diare disebabkan oleh pola BAB yang jadi lebih sering serta akibat dari muntah-muntah dan demam.
Baca juga: 9 Tanaman Herbal untuk Mengobati Batuk
dr. Shelvy menerangkan sedikitnya ada tiga derajat dehidrasi yang bisa menjadi gejala diare pada anak.
Berikut ini penjelasan mengenai 3 derajat dehidrasi dan ciri-cirinya:
1. Tanpa dehidrasi
2. Gejala dehidrasi ringan-sedang
Baca juga: 9 Bahaya Tak Minum Air Putih 8 Gelas Sehari
3. Gejela dehidrasi berat
dr. Shelvy menyampaikan, risiko diare pada anak bisa dicegah dengan beberapa cara berikut:
Baca juga: Batuk Berdahak Bisa Jadi Gejala Virus Corona, Ini yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.