Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usus Buntu: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 05/07/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Operasi pembedahan untuk mengangkat usus buntu adalah pengobatan standar untuk hampir semua kasus usus buntu.

Umumnya, jika dokter mencurigai seseorang menderita radang usus buntu, mereka akan segera menghilangkannya untuk menghindari pecah.

Jika pasien memiliki abses, mereka mungkin mendapatkan dua prosedur, yakni untuk mengeringkan abses nanah dan cairan, dan yang berikutnya untuk mengeluarkan apendiks.

Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengobati radang usus buntu akut dengan antibiotik dapat membantu menghindari operasi.

Proses operasi usus buntu

Sebelum usus buntu dikeluarkan, pasien biasanya akan diminta minum antibiotik untuk melawan infeksi.

Pasien biasanya akan mendapatkan anestesi umum, yang berarti akan tertidur untuk prosedur operasi.

Dokter mengeluarkan usus buntu melalui potongan sepanjang 4 inci atau dengan alat yang disebut laparoskop (alat mirip teleskop tipis yang memungkinkan dokter melihat kondisi di dalam perut pasien). Prosedur ini disebut laparoskopi.

Jika pasien menderita peritonitis, ahli bedah juga akan membersihkan perut dan mengeringkan nanah.

Pasien biasanya baru dapat bangun dan bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi.

Sementara, pasien pascaoperasi usus buntu dapat kembali ke rutinitas normal kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 minggu.

Namun, jika pasien memilih tindakan laparoskopi, pemulihan mungkin akan lebih cepat.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

Setelah operasi usus buntu, hubungi dokter jika Anda memiliki:

  • Muntah yang tidak terkontrol
  • Nyeri perut meningkat
  • Pusing atau merasa ingin pingsan
  • Ditemukan darah saat muntah atau kencing
  • Peningkatan rasa sakit dan kemerahan di perut yang diperasi
  • Demam
  • Nanah di luka

Komplikasi usus buntu

Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang dapat pecah hingga menumpahkan bakteri dan puing-puing ke dalam rongga perut, bagian tengah tubuh. Di sana, terdapat hati, lambung, dan usus.

Kondisi ini dapat menyebabkan peritonitis, yakni peradangan serius pada lapisan rongga perut (peritoneum). Itu bisa mematikan kecuali diobati dengan antibiotik yang kuat.

Kadang-kadang, abses terbentuk di luar bagian yang meradang. Jaringan parut kemudian "menutup dinding" usus buntu dari sisa organ. Ini membuat infeksi tidak menyebar. Tetapi usus buntu yang abses dapat merobek dan menyebabkan peritonitis.

Baca juga: 9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri

Cara mencegah usus buntu

Tidak ada cara untuk mencegah radang usus buntu.

Tetapi mungkin kurang umum pada orang yang makan makanan tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayuran segar.

Baca juga: 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com