Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2020, 09:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Kondisi ini normal terjadi karena semakin tua, fungsi tubuh setiap orang akan kian menurun, termasuk fungsi sendi.

2. Pengaruh gen atau punya riwayat keluarga

Orang yang lahir dengan gen spesifik lebih mungkin akan mengembangkan rematik.

Gen-gen yang disebut genotipe human leukocyte antigen (HLA) kelas II juga dapat membuat rematik seseorang bertambah parah.

Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah Asam Urat Lebih Sering Serang Pria?

Risiko rematik mungkin tertinggi ketika orang-orang dengan gen-gen ini terpapar pada faktor-faktor lingkungan, seperti merokok atau ketika seseorang mengalami obesitas.

3. Jenis kelamin

Melansir Medical News Today, wanita lebih cenderung menderita rematik ketimbang pria.

Pada wanita, ada hubungan antara hormon dan timbulnya rematik.

Wanita memiliki hormon estrogen yang terkadang dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sistem kekebalan tubuh atau sistem imun, sehingga salah satunya bisa mengembangkan radang sendi.

Wanita bahkan dilaporkan cenderung memiliki risiko mengalami rematik 2-3 kali lebih besar ketimbang pria.

4. Obesitas

Melansir WebMD, obesitas atau kegemukan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik.

Baca juga: 8 Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga

Studi yang meneliti peran obesitas juga menemukan bahwa semakin gemuk seseorang, kian tinggi pula risikonya terhadap rematik.

Obesitas sangat mungkin mengembangkan rematik karena adanya beban atau tekanan berlebih yang ditopang oleh sendi-sendi pada tubuh.

5. Merokok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com