Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Mengatasi GERD dengan Perubahan Gaya Hidup, Obat, dan Operasi

Kompas.com - 16/07/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Gastroesofageal refluks (GER) adalah suatu kelainan pada sfingter (katup) esofagus yang lemah dan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Dikatakan gastroesofageal reflux disease (GERD) apabila kejadian lebih dari 2 kali dalam seminggu selama beberapa pekan.

Dalam kondisi normal, katup esofagus dapat tertutup rapat setelah makanan atau minuman dari mulut masuk ke lambung.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Terdapat beberapa faktor risiko atau penyebab GERD. Beberapa di antaranya, yakni:

  • Hernia diagframika, yakni cacat kongenital berupa adanya lubang pada otot diafragma atau otot yang membatasi rongga dada dan rongga perut
  • Obesitas atau kegemukan
  • Kehamilan karena terjadi tekanan pada perut
  • Merokok
  • Makanan tertentu, seperti tinggi lemak, berminyak, pedas, susu
  • Pemberian obat rutin asma, penyekat kanal kalsium, astihistamin, penghilang rasa nyeri, sedatif (obat tidur), dan obat anti depresan
  • Gangguan jaringan ikat, seperti scleroderma

Gejala GERD

Gejala GERD bisa berbeda pada masing-masing orang.

Baca juga: 7 Cara Cegah Penyakit GERD (Asam Lambung) ala Dokter Penyakit Dalam

Melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah beragam gejala GERD yang umum terjadi:

  • Rasa terbakar di dada (Heartburn) yang menjadi gejala utama
  • Batuk kronis
  • Asma dan penyakit paru
  • Pneumonia
  • Mual
  • Muntah
  • Suara serak karena terjadi peradangan dan iritasi kronis pada pita suara (laringitis)
  • Sulit menelan atau nyeri menelan
  • Nyeri dada dan perut bagian atas
  • Erosi (kikis) gigi dan bau mulut
  • Susah tidur

Komplikasi GERD

Kondisi GERD tak boleh dibiarkan begitu saja.

Apabila tak ditangani dan diterapi dengan tepat, GERD dapat menimbulkan komplikasi berbahaya.

Berikut beberapa komplikasi GERD yang harus diwaspadai:

  • Esofagitis, radang pada esofagus atau kerongkongan karena iritasi dari asam lambung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan dan tukak, lalu berkembang menjadi prekanker karena perubahan lapisan (epitel) esofagus (Barrett's esophagus)
  • Penyempitan esofagus karena iritasi yang bersifat kronis
  • Pneumonia dan masalah respirasi yang lain
  • Kanker esofagus karena perkembangan dari barrett’s esophagus

Baca juga: 7 Komplikasi Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Cara mengobati GERD

Melihat berbagai komplikasi penyakit yang mungkin timbul, GERD perlu ditangani dengan tepat.

Melansir Buku Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif) (2017) oleh Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD, secara garis besar penatalaksanaan atau pengobatan GERD dapat ditempuh lewat tiga jalur.

1. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas refluks atau menekan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.

Berikut ini perubahan gaya hidup yang dianjurkan untuk mengobati GERD atau supaya gejala GERD tak kambuh lagi:

  • Menurunkan berat badan
  • Menghindari penggunaan korset perut terlalu ketat
  • Tetap posisi berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan
  • Tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok
  • Tidur dengan bantal atau kepala sedikit lebih tinggi
  • Menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol

2. Penggunaan obat GERD

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau