KOMPAS.com – Gastroesofageal refluks (GER) adalah suatu kelainan pada sfingter (katup) esofagus yang lemah dan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Dikatakan gastroesofageal reflux disease (GERD) apabila kejadian lebih dari 2 kali dalam seminggu selama beberapa pekan.
Dalam kondisi normal, katup esofagus dapat tertutup rapat setelah makanan atau minuman dari mulut masuk ke lambung.
Baca juga: 5 Ciri-ciri Asam Urat yang Harus Diwaspadai
Terdapat beberapa faktor risiko atau penyebab GERD. Beberapa di antaranya, yakni:
Gejala GERD bisa berbeda pada masing-masing orang.
Baca juga: 7 Cara Cegah Penyakit GERD (Asam Lambung) ala Dokter Penyakit Dalam
Melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah beragam gejala GERD yang umum terjadi:
Kondisi GERD tak boleh dibiarkan begitu saja.
Apabila tak ditangani dan diterapi dengan tepat, GERD dapat menimbulkan komplikasi berbahaya.
Berikut beberapa komplikasi GERD yang harus diwaspadai:
Baca juga: 7 Komplikasi Asam Urat yang Harus Diwaspadai
Melihat berbagai komplikasi penyakit yang mungkin timbul, GERD perlu ditangani dengan tepat.
Melansir Buku Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif) (2017) oleh Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD, secara garis besar penatalaksanaan atau pengobatan GERD dapat ditempuh lewat tiga jalur.
1. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas refluks atau menekan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.
Berikut ini perubahan gaya hidup yang dianjurkan untuk mengobati GERD atau supaya gejala GERD tak kambuh lagi:
2. Penggunaan obat GERD