Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Limfoma: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 21/07/2020, 12:03 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Di dalam tubuh manusia terdapat sistem getah bening yang bertugas menyalurkan cairan getah bening ke seluruh tubuh.

Cairan getah bening mengandung sel darah putih penangkal infeksi. Dengan kata lain, sistem ini juga berperan besar untuk menangkal berbagai patogen penyebab penyakit.

Sayangya, sel-sel dalam sistem getah bening - yang biasa disebut limfosit - bisa berubah menjadi kanker.

Dalam dunia medi, kanker yang menyerang sistem getah bening ini dikenal dengan istilah limfoma.

Baca juga: Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Sebabkan Tidur Berlebihan

Limfoma dapat memengaruhi bagian mana pun dari sistem limfatik, termasuk:

  • sumsum tulang
  • timus
  • limpa
  • amandel
  • kelenjar getah bening.

Gejala

Gejala awal kanker limfoma bisa terlihat dari munculnya pembengkakan kelenjar getah bening, yang terasa seperti benjolan kecil di bawah kulit.

Benjolan tersebut bisa muncul di area leher, bagian atas dada, ketiak, perut, sela-sela paha.

Gejala lain yang biasa dirasaka penderita kanker limfoma antara lain:

  • sakit tulang
  • batuk
  • kelelahan
  • limpa yang membesar
  • demam
  • keringat malam
  • rasa sakit saat minum alkohol
  • gatal gatal
  • ruam pada lipatan kulit
  • sesak napas
  • kulit gatal
  • sakit perut
  • penurunan berat badan tanpa sebab.

Baca juga: Penting untuk Bertahan Hidup, Ini 5 Organ yang Perlu Dijaga Fungsinya

Penyebab

Setiap jenis kanker biasanya disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

Namun, para ahli belum bisa memastikan apa penyebab pasti kanker limfoma. Akan tetapi, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko kanker limfoma:

1. Penurunaan sistem imun

Hal ini bisa disebabkan oleh sistem kekebalan yang lemah karena adanya human immunodeficiency virus (HIV), AIDS, atau konsumsi obat penekan sistem kekebalan setelah transplantasi organ.

2. Penyakit autoimun

Orang dengan penyakit autoimun tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan penyakit celiac, memiliki risiko besar untuk mengalami limfoma.

3. Usia

Limfoma paling sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun. Namun, beberapa jenis lebih sering terjadi pada anak-anak dan bayi.

4. Infeksi

Orang yang pernah mengalami infeksi seperti leukemia attau virus limfotropik sel T manusia (HTLV-1), Heliobacter pylori, hepatitis C, atau virus Epstein-Barr (EBV) bersiko besa mengalami kanker limfoma.

5. Paparan kimia dan radiasi

Orang yang terpapar bahan kimia dalam pestisida, pupuk, dan herbisida juga berisiko lebih tinggi mengalami kanker ini. Radiasi nuklir juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

6. Genetik

Memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami penyakit ini juga membuat kita berisiko besar mengalaminya.

Cara mengatasi

Perawatan limfoma tergantung pada tingkat stadium kanker, yang menunjukkan seberapa jauh sel kanker menyebar.

Pada tingat stadium satu, sel kanker masih terbatas pada beberapa area kelenjar getah bening.

Sebaliknya, sel kanker yang telah menyebar e organ lain, seperti paru-paru atau sumsum tulang, telaah memasuki tingkat stadium empat.

Perawatan untuk kanker limfoma bisa menggunakan terapi radiasi untuk mengecilkan dan membunuh sel-sel kanker.

Biasanya, dokter juga meresepkan obat kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker.

Dalam beberapa kasus, metode transplantasi sumsum tulang atau sel induk digunakan untuk membangun sel-sel sistem kekebalan tubuh yang sehat juga digunakan untuk mengatasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com