1. Radikal bebas endogen
Sepanjang hayat, di dalam tubuh manusia selalu berlangsung reaksi oksidasi.
Hampir semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup (organisme aerob) berlangsung melalui serangkaian reaksi yang melibatkan oksigen atau reaksi oksidasi.
Semua organisme dapat hidup karena adanya reaksi oksidasi atau reaksi aerob ini.
Oksigen menjadi zat yang paling penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup.
Misalnya saja, manusia bernapas dan melakukan metabolisme untuk menghasilkan energi bergantung pada oksigen.
Reaksi oksidasi menghasilkan produk baru berupa oksidan yang merupakan radikal bebas.
Baca juga: 9 Jenis Vitamin dan Mineral yang Disarankan untuk Ibu Hamil
Jadi, manusia tak bisa menolak keberadaan radikal bebas, sebab proses biologis tubuh selalu menghasilkan zat tersebut.
Tapi, perlu diwaspadai bahwa radikal bebas dapat ditambah lagi dari benda mati yang ada di sekeliling manusia, maka jumlahnya yang memapar tubuh bisa semakin banyak dan membahayakan.
2. Radikal bebas eksogen
Radikal bebas eksogen berasal dari polutan yang ada di udara, air, makanan, serta obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Sayangnya, jenis dan kuantitas radikal bebas eksogen yang memapar tubuh dilaporkan lebih banyak dibanding radikal bebas endogen.
Radikal bebas eksogen yang biasa ada di tubuh, antara lain berupa molekul super oksida, hidroksil, nitrit oksida, lipid peroksida, nikotin, dan sinar matahari.
Masing-masing radikal bebas tersebut memajan tubuh dengan aktivitas yang berbeda-beda, tergantung pada sifat reaktif dari molekul yang bereaksi dengan sel tubuh.
Baca juga: Kenali Sariawan yang Bisa Jadi Gejala Kanker Mulut
Radikal bebas dapat diibaratkan sebagai karat yang menggerogoti sel tubuh, bahkan merusak kutuhan genetika (DNA) yang menjadi blue print tubuh makhluk hidup, termasuk manusia.