Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2020, 21:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bagi pria, kepuasan untuk urusan ranjang sering kali dikaitkan dengan masalah ereksi. Ini membuat impotensi menjadi salah satu masalah yang kerap bikin stres.

Impotensi sendiri adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan/ atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah disfungsi ereksi.

Baca juga: 7 Bahaya Makanan Manis, Bikin Gigi Berlubang hingga Risiko Impotensi

Masalah ereksi atau impotensi ini sangat umum terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Biasanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi ini.

Meski begitu, jika hal ini kerap terjadi lebih baik segera periksakan diri ke dokter.

Apalagi mengingat masalah ereksi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan stres, mempengaruhi kepercayaan diri, dan bisa menyebabkan berbagai masalah pada hubungan Anda dengan pasangan.

Gejala impotensi

Beberapa gejala umum yang biasa terjadi pada gangguan ereksi di antaranya:

  • kesulitan ereksi
  • kesulitan mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual
  • berkurangnya gairah seksual

Selain gejala tersebut, beberapa kondisi berikut juga berkaitan erat dengan disfungsi ereksi.
'

  • ejakulasi dini
  • ejakulasi tertunda
  • anorgasmia atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme

Jika Anda memiliki gejala-gejala di atas selama tiga bulan atau lebih, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Baca juga: 11 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bikin Penis Loyo

Cara mengetahui disfungsi ereksi

Untuk menentukan kondisi Anda, ada serangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh tim medis. Beberapa tes yang digunakan untuk mengetahui apakah Anda mengalami disfungsi ereksi di antaranya:

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum seperti memeriksa jantung, paru-paru, dan tekana darah. Selain itu, tim medis juga akan memeriksa testis dan penis Anda.

Lebih lanjut, tim medis mungkin merekomendasikan pemeriksaan dubur untuk melihat kondisi prostat.

2. Pemeriksaaan psikososial

Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda. Pada beberapa pemeriksaan Anda mungkin diminta untuk mengisi kuesioner tentang gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat seksual.

Jawaban Anda diperlukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan impotensi yang Anda alami.

3. Ultrasonografi

Anda mungkin juga diminta untuk melakukan tes tambahan seperti ultrasonografi. Hal ini berguna untuk memeriksa pembuluh darah penis.

Pemeriksaan ini akan menentukan apakah ada masalah dengan aliran darah ke penis.

Baca juga: Impotensi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Mengatasi

4. Tes nocturnal penile tumescence (NPT)

Tes tambahan ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas ereksi malam hari Anda.

5. Tes injeksi

Tes ini dilakukan dengan menyuntikan obat ke penis Anda untuk merangsang ereksi. Pada tes ini, dokter akan mengevaluasi ketahanan ereksi Anda.

6. Tes urine

Tes ini digunakan terutama untuk melihat apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan impotensi seperti diabetes atau penyakit lainnya.

7. Tes darah

Sama seperti tes urine, tes ini juga dimaksudkan untuk melihat kondisi kesehatan Anda lebih jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau