KOMPAS.com – Vulvodynia adalah kondisi yang merujuk pada ketidaknyamanan kronis pada vulva, bagian organ seks eksternal wanita yang memiliki peran melindungi bagian dalam vagina.
Vulva terdiri dari beberapa struktur utama, yaitu labia mayora, labia minora, klitoris, kelenjar Batholin, dan juga bulu pubis atau rambut kemaluan.
Melansir Cleveland Clinic, nyeri vulva dapat terjadi karena sejumlah alasan, tapi vulvodynia dan vestibulodynia secara khusus terkait dengan hipersensitivitas ujung saraf di kulit.
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari
Sekitar 16 persen wanita diperkirakan mengalami rasa sakit atau nyeri menyengat di daerah vulva pada suatu waktu dalam hidup mereka.
Melansir Mayo Clinic, rasa sakit seperti terbakar yang terkait dengan vulvodynia dapat membuat wanita sangat tidak nyaman.
Vulvodynia membuat penderitanya tak mampu duduk lama dan bahkan berhubungan intim.
Nyeri kronis di area seputar bukaan vagina ini dapat terjadi pada wanita hanya satu kali selama hidup.
Namun, bagi sebagian wanita, nyeri akibat vulvodynia dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Gejala vulvodynia utamanya adalah rasa sakit di area genital wanita, yang dapat ditandai sebagai:
Rasa sakit yang dialami bisa jadi konstan atau sesekali. Kondisi ini mungkin terjadi hanya ketika area sensitif disentuh atau “diprovokasi”.
Selain itu, sebagian wanita bisa jadi akan merasakan rasa sakit di seluruh area vulva (general), namun sebagian lainnya hanya terlokasi di area tertentu, seperti bukaan vagina (bagian depan).
Saat mengalami vulvodynia, jaringan vulva bisa jadi terlihat sedikit meradang atau bengkak. Namun lebih sering, vulva tampak normal.
Baca juga: 16 Makanan untuk Meningkatkan Kesuburan Saat Program Hamil
Melansir Medical News Today, nyeri vulva dapat disebabkan oleh infeksi, masalah neurologis, kondisi peradangan, dan neoplasma, seperti karsinoma sel skuamosa.
Namun, penyebab vulvodynia tidak diketahui secara pasti.
Ini tidak disebabkan oleh infeksi menular seksual, penyakit kulit, atau kanker, meskipun vulvodynia juga dapat menyebabkan rasa sakit.