Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vulvodynia, Penyebab Hubungan Seks Terasa Menyakitkan

Kompas.com - 27/07/2020, 21:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko vulvodynia, antara lain meliputi:

  • Kerusakan atau iritasi saraf di sekitar vulva
  • Kepadatan tinggi dari serabut saraf penginderaan nyeri di daerah vulval
  • Kadar zat peradangan yang tinggi di daerah vulval, misalnya, karena peradangan
  • Kerentanan genetik
  • Otot dasar panggul lemah atau tidak stabil
  • Reaksi yang tidak biasa atau jangka panjang terhadap infeksi, trauma, atau faktor lingkungan lainnya
  • Perubahan yang dipicu oleh hormon

Faktor lain yang meningkatkan kerentanan mengalami vulvodynia, termasuk:

  • Infeksi jamur yang sering
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Iritasi kimia pada alat kelamin luar, yang disebabkan oleh sabun, produk kesehatan wanita atau deterjen dalam pakaian
  • Ruam pada area genital
  • Perawatan laser sebelumnya atau operasi pada alat kelamin luar
  • Iritasi saraf, cedera atau kejang otot di daerah panggul
  • Diabetes
  • Kondisi pra-kanker atau kanker pada serviks

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker

Vulvodynia atau vestibulodynia yang “diprovokasi” dapat disebabkan oleh:

  • Hubungan seksual
  • Pemasangan tampon
  • Pemeriksaan ginekologi
  • Duduk lama
  • Mengenakan pakaian dalam atau celana ketat
  • Kegiatan seperti bersepeda atau menunggang kuda

Komplikasi vulvodynia

Karena bisa menyakitkan dan membuat frustrasi dan dapat membuat wanita tidak ingin bercinta, vulvodynia dapat menyebabkan masalah emosional.

Misalnya, takut berhubungan seks dapat menyebabkan kejang pada otot-otot di sekitar vagina (vaginismus).

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal

Komplikasi lain mungkin termasuk:

  • Gelisah
  • Depresi
  • Gangguan tidur
  • Disfungsi seksual
  • Masalah keharmonisan dengan pasangan
  • Kualitas hidup menurun

Sebuah studi menunjukkan bahwa 60 persen wanita dengan vulvodynia tidak dapat melakukan hubungan seks.

Untuk meringankan rasa sakit atau nyeri saat berhubungan badan, wanita dengan vulvodynia dapat menggunakan bantuan salep.

Studi menunjukkan bahwa wanita yang memiliki vulvodynia dapat memiliki kehamilan normal, dan dalam beberapa kasus, tingkat nyeri turun selama kehamilan.

Namun, wanita dengan kondisi ini lebih cenderung untuk melakukan operasi caesar untuk melahirkan.

Cara mengobati vulvodynia

Pengobatan vulvodynia hanya bertujuan untuk meringankan gejala.

Baca juga: Posisi Bercinta Saat Hamil Sesuai Trimester

Karena penyebabnya tidak diketahui, menemukan solusi yang berhasil mungkin memerlukan beberapa trial and error.

Obat-obatan untuk memblokir nyeri dapat termasuk antidepresan, antikonvulsan, atau serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRIs).

Solusi lain termasuk krim, lotion, dan gel anestesi untuk diterapkan pada area vulval.

Contohnya termasuk krim hormon topikal yang mengandung estrogen dan testosteron, anestesi topikal, seperti lidokain, dan produk yang mengandung bahan antidepresan atau antikonvulsan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau