Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko vulvodynia, antara lain meliputi:
Faktor lain yang meningkatkan kerentanan mengalami vulvodynia, termasuk:
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker
Vulvodynia atau vestibulodynia yang “diprovokasi” dapat disebabkan oleh:
Karena bisa menyakitkan dan membuat frustrasi dan dapat membuat wanita tidak ingin bercinta, vulvodynia dapat menyebabkan masalah emosional.
Misalnya, takut berhubungan seks dapat menyebabkan kejang pada otot-otot di sekitar vagina (vaginismus).
Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal
Komplikasi lain mungkin termasuk:
Sebuah studi menunjukkan bahwa 60 persen wanita dengan vulvodynia tidak dapat melakukan hubungan seks.
Untuk meringankan rasa sakit atau nyeri saat berhubungan badan, wanita dengan vulvodynia dapat menggunakan bantuan salep.
Studi menunjukkan bahwa wanita yang memiliki vulvodynia dapat memiliki kehamilan normal, dan dalam beberapa kasus, tingkat nyeri turun selama kehamilan.
Namun, wanita dengan kondisi ini lebih cenderung untuk melakukan operasi caesar untuk melahirkan.
Pengobatan vulvodynia hanya bertujuan untuk meringankan gejala.
Baca juga: Posisi Bercinta Saat Hamil Sesuai Trimester
Karena penyebabnya tidak diketahui, menemukan solusi yang berhasil mungkin memerlukan beberapa trial and error.
Obat-obatan untuk memblokir nyeri dapat termasuk antidepresan, antikonvulsan, atau serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRIs).
Solusi lain termasuk krim, lotion, dan gel anestesi untuk diterapkan pada area vulval.
Contohnya termasuk krim hormon topikal yang mengandung estrogen dan testosteron, anestesi topikal, seperti lidokain, dan produk yang mengandung bahan antidepresan atau antikonvulsan.