KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, olahraga lari menjadi primadona di kalangan anak muda Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya even lari yang digelar.
Tak hanya itu, lari bahkan telah menjadi salah satu gaya hidup yang diminati banyak orang Indonesia.
Namun tahukah Anda, ada banyak larangan dalam olahraga lari? Salah satunya adalah dilarang melakukan olahraga lari setelah makan.
Baca juga: Olahraga Lari dengan Masker Bikin Susah Nafas, Begini Baiknya
Biasanya, larangan tersebut dikiuti alasan bahwa lari setelah makan bisa membahayakan tubuh.
Tapi benarkah larangan tersebut?
Jawabnya lari setelah makan memang bisa mengganggu kinerja tubuh kita.
Hal ini karena lari setelah makan bisa menganggu sistem pencernaan kita.
Merangkum dari Medical Express, saat kita makan, tubuh akan memfokuskan aliran darah pada sistem pencernaan untuk mengekstrak nutrisi makanan. Sedangkan saat kita berlari, tubuh akan memfokuskan aliran darah pada otot.
Ketika kita berlari tepat setelah makan, aliran darah yang seharusnya difokuskan pada sistem pencernaan justru dialihkan pada otot. Ini membuat sistem pencernaan terganggu.
Terganggunya sistem pencernaan ini kemudian bisa menyebabkan diare atau sakit perut.
Anda mungkin pernah mendengar orang yang sedang melakukan lomba marathon mengalami muntah di jalan. Biasanya orang muntah tersebut sebelumnya makan sebelum lari.
Ya, lari setelah makan bisa menyebabkan terganggunya penyerapan makanan dalam sistem pencernaan kita.
Gucangan tubuh yang terjadi saat berlarilah penyebab utamanya.
Selain bisa menyebabkan mual-muntah, berlari setelah makan juga bisa menyebabkan nyeri di bagian bawah perut.
Baca juga: Penderita Diabetes Bisa Tetap Olahraga Lari dengan Aman, Ini 5 Tipsnya
Hal tersebut terjadi karena adanya kontraksi antara otot perut dengan otot usus akibat guncangan saat berlari.