KOMPAS.com – Penyakit jantung dianggap sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian.
Misalnya saja pada penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner bisa menimbulkan serangan jantung mendadak yang berujung kematian.
Baca juga: Bagaimana Kadar Gula Darah Tinggi Bisa Sebabkan Penyakit Jantung?
Serangan jantung terjadi akibat terhambatnya aliran darah menuju jantung, sehingga suplai oksigen dan nutrisi di otot jantung dan jaringan di sekitar jantung berkurang.
Tak seperti otot tubuh lainnya, otot jantung sayangnya tidak memiliki kemampuan beregenerasi.
Apabila terdapat sedikit saja kerusakan, maka akan berakibat fatal bagi tubuh.
Semakin lama serangan jantung terjadi, maka kian banyak pula kerusakan di organ jantung.
Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala penyakit jantung, sehingga dapat memberikan atau menerima pertolongan dengan segera.
Beberapa orang bahkan sangat perlu memahami ciri-ciri penyakit jantung karena memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti:
Gejala penyakit jantung pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung jenis penyakitnya.
Ada yang menunjukkan tanda penyakit jantung yang khas, tapi sebagian lainnya tidak menunjukkan gejala penyakit jantung yang jelas.
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung
Oleh sebab itu, penderita bisa saja baru menyadari bahwa dirinya terkena penyakit jantung ketika kondisinya sudah parah.
Bahkan, tidak jarang dari mereka pada akhirnya meregang nyawa karena keterlembatan dalam memperoleh penanangan.
Berikut ini adalah ragam gejala penyakit jantung yang perlu diwaspadai:
1. Timbul rasa nyeri dada (angina pectoris)
Melansir Buku Berkat Herbal Penyakit Jantung Koroner Kandas (2014) oleh Risa Hermawati dan Haris Asri Candra Dewi, rasa nyeri di dada adalah salah satu gejala penyakit jantung.
Rasa nyeri ini timbul karena otot jantung tidak mendapatkan cukup suplai darah, sehingga kekurangan oksigan (O2).
Baca juga: 8 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Tak Disadari
Rasa nyeri di dada dapat muncul dan menjalar di beberapa bagian tubuh, seperti leher, bahu, dada, dan lengan.
Intensitas timbulnya rasa nyeri cukup bervariasi karena berhubungan dengan aktivitas atau emosi.
Rasa nyeri yang timbul bisa stabil atau tidak stabil.
Untuk rasa nyeri yang stabil biasanya berlangsung dengan durasi 30 detik hingga beberapa menit.
Rasa nyeri akibat penyakit jantung biasanya akan hilang apabila penderita beristirahat, menenangkan diri, atau mengonsumsi obat-obatan.
Rasa nyeri yang tidak stabil biasanya bertahan atau tidak segera menghilang meskipun penderitanya beristirahat atau menenangkan diri.
Tak jarang, rasa nyeri ini juga disertai dengan keringat dingin, lemas, dan bahkan pingsan.
Berikut ini pemaparan spesifikasi rasa nyeri yang terjadi di bagian tubuh tertentu sebagai pertanda gejala penyakit jantung:
Baca juga: 9 Tanda Penyakit Jantung Selain Nyeri Dada Sebelah Kiri
2. Sesak napas (dyspnea)
Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada sebagai gejala penyakit jantung biasanya disertai dengan sesak napas.
Sesak napas terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mendapatkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) karena masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru.
Masyarakat yang awam terhadap gejala penyakit jantung pada umumnya menyamakan sesak napas dengan gangguan paru-paru.
Tapi, hal tersebut tidak selalu benar karena berdasarkan laporan, 75 persen penyebab dari sesak napas berasal dari jantung.
Ini berarti hanya 25 persen sesak napas yang disebabkan oleh gangguan paru-paru.
Dengan begitu, sangat baik jika Anda segera pergi ke dokter ketika mengalami sesak napas.
Dokter mungkin akan membantu memastikan penyebab sesak napas yang diderita.
Baca juga: Bagaimana Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Kematian Mendadak?
3. Keanehan pada irama denyut jantung
Jika irama denyut jantung tidak teratur dan aneh, perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit jantung yang dapat berakibat fatal.
Ketidakteraturan denyut jantung pada penyakit jantung disebabkan oleh penebalan otot di katup jantung, sehingga katup jantung mengalami penyempitan dan berakibat pada kebocoran jantung.
Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner
4. Pusing
Jangan salah, pusing rupanya juga bisa menjadi gejala penyakit jantung yang perlu diwaspadai.
Rasa pusing pada penyakit jantung muncul sebagai akibat menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah, sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi terganggu.
5. Rasa lelah berkepanjangan
Sering mengalami kelelahan yang luar biasa dan berkepanjangan padahal tidak habis melakukan pekerjaan yang berat dapat menjadi salah satu gejala penyakit jantung.
Gejala ini dapat muncul sebulan lebih awal dari serangan jantung dan biasanya disertai dengan sulit tidur, sulit bernapas, dan gangguan pencernaan.
Apabila segera disadari, jangka waktu satu bulan dapat dimanfaatkan untuk melakukan upaya pencegahan sebelum serangan jantung benar-benar terjadi.
Baca juga: 8 Manfaat Apel, Jaga Imunitas hingga Turunkan Risiko Penyakit Jantung
6. Sakit perut, mual, dan muntah
Kebanyakan penderita penyakit jantung mengalami sakit perut, mual, muntah, dan bahkan disertai dengan gangguan selera makan.
Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya pembengkakak di perut.
Biasanya gejala sakit perut, mual, dan mutah disalahartikan sebagai masuk angin, sehingga tindakan pengobatan yang dilakukan tidak tepat sasaran.
7. Batuk-batuk
Melansir Buku Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, & Kolesterol (2002) oleh Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo & M. Sitanggang, batuk-batuk juga bisa menjadi gejala penyakit jantung.
Batuk pada dasarnya adalah tindakan refleks naluriah atau mekanisme kerja tubuh untuk mengusir benda asing yang dapat mengiritasi saluran pernapasan.
Bahkan, produksi lendir (ketika batuk) merupakan sebuah mekanisme perlindungan yang digunakan untuk tujuan yang sama.
Namun, batuk yang keras dan terus-menerus bisa disebabkan karena penyakit tertentu dan tidak boleh dianggap remeh.
Baca juga: Jenis-jenis Obat Batuk Berdahak dan Obat Batuk Kering
Batuk kronis ini pada umumnya menjadi sebuah indikasi adanya infeksi saluran pernafasan.
Tapi pada kenyatannya, hal itu mungkin juga memiliki kaitan dengan penyakit jantung.
Jantung adalah organ pemompa yang memasok darah terdeoksigenasi ke paru-paru, yang kemudian dibawa pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.
Jika kemampuan memompa jantung terganggu atau terserang penyakit, hal ini akan menimbulkan kongesti paru.
Cairan di dalam paru-paru dan jantung dapat menimbulkan gejala seperti batuk, sesak napas atau tersengal-sengal.
8. Pingsan (syncope)
Penderita syncope bisa sampai kehilangan kesadaran.
Ditinjau dari etimolog, penyakit syncope bisa disebabkan oleh gangguan detak jantung, gangguan dinding jantung, dan tekanan darah tinggi, sehingga detak jantung menjadi tidak berirama atau beraturan.
9. Mendengkur
Melansir Buku Buka Fakta! 101 Mitos Kesehatan (2014)oleh Nutrifood Research Center, mendengkur saat tidur bisa jadi prediksi terjadinya serangan jantung.
Maka dari itu, apabila pasangan atau ada anggota keluarga yang mendengkur saat tidur, Anda lebih baik mengawasinya dulu daripada langsung dibangungkan dan menyuruhnya pindah tempat tidur.
Dengkuran yang melibatkan terputusnya napas saat tidur atau kondisi yang dinamakan Obstructive Sleep Apnea (OSA), pasalnya dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Sleep apnea dapat membuat seseorang terkena penyakit jantung dan stroke dalam waktu yang lama.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang terkena speep apnea memiliki kenaikan risiko terkana serangan jantung lebih tinggi 40 persen dibanding dengan orang yang tidurnya nyenyak atau tanpa mendengkur.
Baca juga: Benarkah Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung?
Faktor risiko sleep apnea Salah satu faktor risiko sleep apnea adalah berat badan dan orang-orang yang kegemukan sering mengalami sleep apnea saat tidur.
Berita baiknya, menurunkan berat badan adalah strategi yang tepat untuk mengurangi mendengkur, sekaligus menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, serta risiko terkana diabetes mellitus.
Namun, orang yang tidak mengalami sleep apnea saat tidur mendengkur belum tentu juga terbebas dari bahaya kesehatan.
Sebuah studi mengungkap bahwa dengkuran tanpa sleep apnea pun ternyata berhubungan dengan penebalan pembuluh nadi di leher (carotid artery).
Dalam jangka waktu panjang, gejala ini dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.
Meski belum banyak studi yang menunjukkan hasil serupa, bukan berarti Anda akan mengabaikan saja dengkuran pasangan atau anggota keluarga lainnya, bukan?
Jika orang yang mendengkur mengalami kegemukan, dukunglah mereka untuk bisa menurunkan berat badan hingga ideal.
Ajak juga mereka untuk berkonsultasi dengan dokter apabila dengkurannya sudah mengganggu tidurnya.
Baca juga: Kenali Pusing yang Bisa Jadi Gejala Stroke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.