Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 08/05/2023, 15:03 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Asma dan penumonia adalah penyakit yang sama-sama mempengaruhi paru-paru kita.

Dua penyakit ini juga sekilas memiliki gejala yang serupa sehingga sulit membedakannya. Simak perbedaan asma dan pneumonia lewat artikel berikut ini. 

Baca juga: Kenali Apa Itu Asma, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Perbedaan arti asma dan pneumonia

Asma adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan periodik dan penyempitan saluran udara.

Penyakit ini memengaruhi bronkus utama, yang merupakan dua tabung yang bercabang dari trakea (batang tenggorokan).

Sayangnya, penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun gejalanya bisa dikelola agar tidak membahayakan nyawa penderitanya.

Sedangkan pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara. 

Kondisi ini bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru. Berbeda dengan asma, pneumonia bisa disembuhkan.

Meskipun gejalanya mirip, asma dan pneumonia adalah penyakit yang berbeda dan memerlukan metode pengobatan yang berbeda pula.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh saat Kita Menderita Asma

Perbedaan gejala asma dan pneumonia

Asma dan pneumonia sama-sama bisa membuat penderitanya mengalami sesak napas, batuk, peningkatan denyut nadi dan laju pernapasan.

Namun, asma bisa membuat seseorang mengalami mengi, sedangkan pneumonia tidak menyebabkan gejala tersebut.

Berbeda dengan asma, pneumonia bisa memicu hilangnya selera makan, kelelahan kronis, dan sakit kepala.

Meski gejala kedua penyakit ini bisa dikelola dengan obat, namun asma tidak bisa disembuhkan.

Obat kortikosteroid inhalasi adalah pengobatan yang efektif untuk mengatasi asma. Sayangnya, obat tersebut juga bisa meningkatkan risiko infeksi pernapasan dan pneumonia.

Sehingga, orang yang memiliki kondisi pernapasan kronis seperti asma berisiko lebih tinggi terkena pneumonia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang mengalami asma dan terserang flu berisiko tinggi mengalami pneumonia.

Baca juga: 5 Hal Ini Bantu Cegah Asma Kambuh

Perbedaan penyebab asma dan pneumonia

Hingga saat ini, para ahli kesehatan belum bisa memastikan apa yang menyebabkan seseorang mengalami asma.

Namun, hal ini bisa dipicu oleh adanya kecenderungan bawaan atau faktor lingkungan.

Seseorang juga bisa berisiko tinggi mengalami asma karena adanya faktor genetik, riwayat infeksi pernapasan, atau paparan alergen.

Sementara itu, seseorang bisa mengalami pneumonia karena infeksi virus, bakteri, mikoplasma, jamur, dan berbagai bahan kimia.

Pneumonia juga cenderung terjadi pada orang yang memiliki penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung, diabetes, penyakit hati, cerebral palsy, dan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Setelah menyimak perbedaan asma dan pneumonia yang terkadang memiliki gejala mirip, jangan keliru membedakan kedua penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau