Sayangnya, ada satu kelompok yang tampaknya tidak mengalami efek yang sama. Kelompok tersebut adalah orang Amerika-Afrika.
Diketahui bahwa wanita kulit putih mengalami kanker payudara lebih sering setelah menopause dibanding wanita Amerika-Afrika.
Meski begitu, wanita Amerika-Afrika muda lebih mungkin menghadapi kanker payudara yang agresif dibanding wanita kulit putih.
Hal tersebut mungkin karena wanita kulit hitam lebih jarang menyusui.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, secara substansial lebih sedikit bayi Amerika-Afrika yang diberi asi daripada bayi kulit putih.
Hal tersebut menunjukkan bahwa menyusui terbukti memiliki perlindungan terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang untuk ibu dan anak.
Wanita kulit hitam lebih mungkin tidak mendapatkan dukungan menyusui di tempat kerja. Kurangnya dukungan dari masyarakat bisa jadi mempengaruhi sikap budaya mereka untuk tidak menyusui.
Pada 2014, CDC melaporkan bahwa rumah sakit dengan populasi pasien Amerika-Afrika yang lebih besar cenderung tidak mempromosikan ASI.
Baca juga: Berbagai Hal Perihal Menyusui yang Harus Diketahui Wanita
Lalu Apakah Perempuan Harus Menyusui Untuk Mencegah Kanker Payudara?
Tentu saja, kata Borges.
Namun tidak semua wanita atau bayi belum tentu dapat melalui proses menyusui.
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh budaya, gaya hidup, dan berbagai faktor lainnya.
Jika seorang wanita tidak dapat menyusui atau memilih untuk tidak melakukannya, pilihan gaya hidup juga bisa membantu mencegah kanker payudara.
Perilaku seperti tidak mengonsumsi alkohol dan rajin berolahraga sangat terkait dengan perlindungan kanker payudara pra-menopause.
Borges menyebut tidak ada alasan untuk berpikir mereka (wanita yang tidak menyusui) tidak dapat melindungi diri dari kanker payudara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.