Akibat kekurangan karbohidrat yang dirasakan tubuh lainnya yakni bau napas.
Dalam kondisi kekurangan karbohidrat, tubuh akan membakar cadangan lemak dan protein sebagai bahan bakar.
Proses pembakaran cadangan lemak dan protein ini disebut ketosis.
Sisa atau residu pembakaran ketosis dapat menyebabkan napas berbau tak sedap.
Baca juga: 7 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet Sehat
Saat seseorang mengurangi asupan karbohidrat, organ hati otomatis akan memproduksi gula, sehingga kadar gula darah naik.
Saat gula darah naik, pankreas mengeluarkan hormon insulin yang bisa mengikat lemak.
Akibatnya, tubuh jadi mengikat lebih banyak lemak ketimbang membuangnya.
Sebagian besar karbohidrat yang kaya serat dapat membuat tubuh merasa kenyang lebih lama.
Tanpa asupan karbohidrat yang cukup, praktis pasokan serat juga berkurang, dan perut lebih kerap merasa lapar.
Baca juga: Petik Manfaat Oatmeal untuk Diet, Begini Variasi Olahannya
Selain itu, fungsi karbohidrat yang tak kalah penting adalah memproduksi hormon seretonin.
Zat kimia ini menghasilkan perasaan nyaman dan tenang di otak. Saat kekurangan hormon seretonin, suasana hati bisa berubah menjadi negatif.
Sebelum melakukan diet dengan mengurangi karbohidrat, ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter ahli gizi.
Hindari asal-asalan mengurangi takaran atau memangkas seluruh asupan karbohidrat dari menu sehari-hari hanya berbekal petunjuk atau informasi yang belum sahih.
Pasalnya, kebutuhan karbohidrat dan zat gizi lainnya bagi setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan, jenis kelamin, usia, aktivitas, dan sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.