Demam psikogenik dapat terjadi pada siapa saja yang sedang stres, tetapi paling sering menyerang wanita muda.
Riset 2012 membuktikan stres kronis bisa menghambat respon peradangan tubuh.
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh melemah dan kita akan mudah mengalami infeksi.
Itu sebabnya, paparan stres yang lama atau terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko infeksi virus penyebab flu.
Stres bisa menghambat fungsi pencernaan kita yang memicu berbagai masalah kesehatan seperti berikut:
Stres juga telah terbukti memperburuk gejala sindrom iritasi usus besar dan peningkatan asam lambung.
Baca juga: Mengapa Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Turun?
Penelitian telah membuktikan stres bisa memicu gejala depresi. Pasalnya, stres membuat beberapa bahan kimia otak tidak seimbang, termasuk serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
Stres juga bisa memicu peningkatan kadar kortisol. Ketidak seimbangan bahan kimia otak ini bisa memicu berbagai dampak negatif seperti berikut:
Stres diyakini berperan besar dalam terjadinya obesitas. Penelitian telah membuktikan stres bisa memicu peningkatan kadar kortisol yang berkontribusi pada penambahan berat badan.
Stres juga bisa memicu nafsu makan kita yang turut menambah kemungkinan kita mengalami obesitas.
Padahal, obesitas merupakan faktor risiko beberapa penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.