KOMPAS.com - Telah banyak penelitian yang mengaitkan penumpukan lemak perut dengan risiko diabetes tipe 2.
Meski demikian, bukan berarti mereka yang bertubuh kurus aman dari risiko diabetes tipe 2.
Pasalnya, seseorang bisa saja memiliki tubuh yang ramping namun terdapat penumpukan lemak di area perut.
Bahkan, risiko diabetes pada orang yang memiliki lemak perut berlebih juga bisa terjadi meski belum pernah menderita diabetes atau pradiabetes.
Baca juga: Dikira Baik untuk Diet, Ini Bahaya Makanan dengan Kalori Kosong
Menurut riset dari Oxford University, ada gen tertentu yang membuat beberapa orang memiliki lemak perut berlebihan. Kondisi ini juga bisa memicu peningkatan risiko diabetes.
Gen yang dimaksud adalah KLF14. Hasil penelitian membuktikan KLF14 dapat mengubah cara penyimpanan lemak dalam tubuh manusia.
Menurut Harvard Medical School ada beberapa faktor yang membuat lemak perut lebih berbahaya daripada lemak lain di tubuh, khususnya lemak visceral atau lemak perut yang terletak di sekitar organ dalam.
Jenis lemak ini terkait dengan respon stres tubuh yang juga bisa memicu tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula, dan risiko penyakit jantung.
Selain itu, lemak perut juga bisa melepaskan produk metabolisme langsung ke bagian tubuh yang membawa darah menuju hati.
Denga kata lain, lemak perut bisa menuangkan asam lemak ke hati, pankreas, jantung, dan berbagai organ lain yang tidak difungsikan untuk menyimpan lemak.
Hal ini bisa memicu disfungsi organ yang menyebabkan insulin tidak terkontrol, gula darah dan kolesterol jahat naik.
Kondisi semacam inilah yang memicu berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2.
Semakin banyak insulin yang diproduksi, semakin banyak glukosa yang disimpan di hati. Ketika organ hati tertutup oleh lemak, hati tidak bisa merespon insulin dengan tepat.
Akibatnya, gula darah menumpuk di yang menyebabkan kerusakan organ di seluruh tubuh.
Kabar baiknya, lemak perut bisa dihilangkan dengan rutin olahraga, menjaga pola makan, dan gaya hidup sehat.
Untuk menghilangkan lemak perut, kita harus berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Pastikan untuk melakukan olahraga kardio dan kekuatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Latihak kardio membantu membakar lemak lebih cepat. Sedangkan latihan kekuatan membantu membakar lebih banyak kalori.
Baca juga: Tips Diet dan Olahraga untuk Menghilangkan Lemak Perut
Idealnya, kita harus melakukan 30 menit olahraga kardio sebanyak lima kali seminggu dan melakukan latihan kekuatan minimal tiga kali seminggu.
Hormon kortisol yang berlebihan juga bisa meningkatkan lemak perut. Itu sebabnya, melakukan rileksasi juga membantu menghilangkan penumpukan lemak di area perut.
Pola makan juga sangat penting untuk menghilangkan lemak di area perut. Kita bisa mengonsumsi makanan rendah lemak dengan memilih makanan yang dipanggang, kukus atau rebus daripada makanan yang digoreng.
Untuk menggoreng makanan, kita juga bisa memilih minyak sehat seperti minyak zaitun daripada minyak sayur atau mentega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.