Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Tidur dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/09/2020, 06:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Bukan malah merasa segar, banyak orang mungkin pernah mengalami sakit kepala saat bangun tidur pada pagi hari.

Keluhan tersebut bisa muncul secara tiba-tiba maupun perlahan.

Meski pada umumnya tidak berbahaya, pusing saat bangun tidur bisa saja mengganggu aktivitas sepanjang hari.

Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala untuk Atasi Pusing yang Mengganggu

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab sakit kepala saat bangun tidur pada pagi hari yang bisa diwaspadai:

1. Insomnia

Insomnia dapat memengaruhi pola tidur seseorang dan menyebabkan kurang tidur.

Melansir Helath Line, insomnia merupakan penyebab umum sakit kepala di pagi hari.

Insomnia dapat membuat Anda tidak cukup tidur dengan cara:

  • Membuat Anda tetap terjaga saat Anda mencoba untuk tidur
  • Membangunkan Anda selama tidur Anda
  • Menyebabkan tidur gelisah

Kurang tidur yang disebabkan oleh insomnia dapat pula menyebabkan sakit kepala migrain.

Insomnia dapat diobati dengan berbagai cara dan kiranya harus didiskusikan dengan dokter.

Dokter mungkin akan meminta Anda untuk melacak pola tidur Anda untuk membantu mendiagnosis kondisi tersebut.

Mengobati insomnia dapat mencakup minum obat, mendapatkan terapi, atau mencoba kombinasi obat dan terapi.

Baca juga: Penyebab Penis Ereksi Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari

Mengurangi insomnia seharusnya menghasilkan lebih banyak tidur dan meredakan sakit kepala saat bangun tidur pada pagi hari.

2. Depresi atau kecemasan

Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Journal of American Medical Association, faktor paling signifikan untuk sakit kepala kronis di pagi hari adalah kecemasan dan depresi.

Kondisi kesehatan mental juga dapat menyebabkan insomnia, yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko sakit kepala saat bangun tidur pada pagi hari.

Jika Anda mencurigai adanya kondisi kesehatan mental, bicarakan segera dengan dokter.

Seringkali kondisi ini dapat ditangani dengan konsultasi, pengobatan, atau kombinasi perawatan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau