Untuk mengantisipasi kondisi ini, baik bagi siapa saja untuk dapat mengenali beragam gejala usus buntu sebagai langkah diagnosis awal.
Baca juga: Kenali Ciri Mual yang Bisa Jadi Gejala Usus Buntu
Berikut gejala usus buntu yang bisa diwaspadai:
Gejala-gejala usus buntu bisa menyerupai penyakit lain, seperti gastroenteritis (mencret karena infeksi atau keracunan makanan), hamil di luar kandungan, dan termasuk penyakit infeksi ginjal, jantung atau paru-paru.
Diagnosis peradangan usus buntu dilakukan dengan pemeriksaan badan yang mendetail dan berhati-hati, mengingat gejala yang mungkin dirasakan oleh pendrita.
Cara diagnosis termudah yakni dengan menekan dengan lembut pada area yang sakit.
Jika tekanan tiba-tiba dilepaskan, nyeri perut pada kasus usus buntu biasanya akan terasa hebat.
Baca juga: 6 Penyebab Gastritis dan Cara Mengatasinya
Hal ini menandakan bahwa peritoneum yang berdekatan meradang.
Dokter mungkin juga bakal mencari kekakuan perut dan kecenderungan pasien dalam mengeraskan otot-otot perut yang merupakan respons terhadap tekanan pada usus buntu yang meradang.
Jika dengan cara ini diagnosis belum jelas, dokter mungkin akan melakuakan pemeriksaan darah dan melakukan pemeriksaan ultrasound atau rontgent dengan CT scan.
Apabila diagnosis yang jelas belum juga didapatkan dari semua pemeriksaan tambahan tersebut, dokter spesialis bedah biasanya akan tetap memilih mengoperasi usus buntu.
Hal itu dapat diputuskan karena faktor risiko yang mungkin ditimbulkan jika ada peradangan usus buntu tersembunyi (berhubungan dengan lokasi dari apekdiks penderita), yang tidak bisa teradar dengan pemeriksaan-pemerikaan di atas.
Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala untuk Atasi Pusing yang Mengganggu
Melansir WebMD, sebelum usus buntu dikeluarkan, pasien biasanya akan diminta minum antibiotik untuk melawan infeksi.
Pasien biasanya akan mendapatkan anestesi umum, yang berarti akan tertidur untuk prosedur operasi.
Dokter mengeluarkan usus buntu melalui sayatan sepanjang 4 inci atau dengan alat yang disebut laparoskop (alat mirip teleskop tipis yang memungkinkan dokter melihat kondisi di dalam perut pasien).
Prosedur ini disebut laparoskopi.
Jika pasien menderita peritonitis, ahli bedah juga akan membersihkan perut dan mengeringkan nanah.
Pasien biasanya baru dapat bangun dan bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi.
Sementara, pasien pascaoperasi usus buntu dapat kembali ke rutinitas normal kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 minggu.
Namun, jika pasien memilih tindakan laparoskopi, pemulihan mungkin akan lebih cepat.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Mag dengan Kunyit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.