Pada pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan leukosit dan trombosit yang turun seperti
halnya infeksi virus.
Diagnosis penyakit ini ditegakkan bedasarkan gejala dan pemeriksaan klinis, meskipun untuk pemastiannya dapat melalui pemeriksaan isolasi atau biakan virus dan tes serologi.
Meskipun tidak lazim dilakukan, virus chikungunya pada dasarnya sama dengan penyakit virus
pada umumnya yang dapat sembuh sendiri, sehingga tidak ada pengobatan yang khusus terhadap penyakit ini.
Penderita biasanya hanya perlu istirahat cukup, lalu diberikan diet, dan cairan cukup, serta terapi sesuai dengan gejala yang dideritanya.
Baca juga: 3 Jenis Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Demam Berdarah (DBD)
Obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti parasetamol, ibuprofen, naproksen atau piroksikam,
biasanya diberikan untuk mengatasi nyeri sendi yang dialami penderita chikungunya.
Melansir Health Line, masa penyembuhan penyakit chikungunya sangat bervariasi.
Pasien yang lebih tua atau dengan daya tahan tubuh lemah cenderung akan lebih lama sembuh dan lebih berat gejalanya.
Tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah demam chikungunya.
Langkah pencegahan paling efektif tidak lain sekarang adalah dengan melindungi diri dari jenis nyamuk Aedes, seperti Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus.
Jenis nyamuk ini muncul pada pagi hingga sore hari dan menyukai air bersih yang tergenang, seperti bak mandi atau pot bunga.
Baca juga: 3 Jenis Makanan untuk Mempercepat Penyembuhan Demam Berdarah (DBD)
Pencegahan terhadap nyamuk ini tentunya bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.