Risiko seseorang terserang meningioma meningkat pada individu yang pernah mengalami radioterapi di kepala.
2. Penderita neurofibromatosis tipe 2
Neurofibromatosis tipe 2 adalah kelainan genenik yang mengakibatkan pertumbuhan tumor di berbagai jaringan saraf.
Cedera sebelumnya juga bisa menjadi faktor risiko meningioma, tetapi penelitian terbaru gagal untuk mengkonfirmasi hal ini.
Meningioma telah ditemukan di tempat-tempat di mana telah terjadi patah tulang tengkorak.
Tumor ini juga telah ditemukan di tempat-tempat di mana membran sekitarnya telah terluka.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara meningioma dan hormon progesteron.
Oleh sebab itu, wanita paruh baya diyakini memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengembangkan meningioma dibanding pria.
Kebanyakan meningioma terjadi antara usia 30 dan 70 tahun.
Kondisi medis ini sangat jarang terjadi pada anak-anak.
Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Bisa Alami Meningitis
Meningioma jarang didiagnosis sebelum mulai menimbulkan gejala.
Jika gejala menunjukkan kemungkinan tumor, dokter mungkin akan merekomendasikan pasien untuk melakukan pemeriksaan lantutan dengan menggunakan alat MRI dan atau CT scan.
Pemeriksaan alat ini akan memungkinkan dokter untuk menemukan meningioma dan menentukan ukurannya.
Biopsi terkadang juga dapat dilakukan.
Baca juga: Kenali Pusing yang Bisa Jadi Gejala Kanker Otak
Dokter ahli bedah akan mengangkat sebagian atau seluruh tumor untuk menentukan apakah tumor itu jinak atau ganas.