KOMPAS.com - Temper tantrum atau ledakan emosi adalah hal yang wajar terjadi pada anak-anak, terutama saat usia satu hingga lima tahun.
Hal ini bisa terjadi karena sang anak merasa frustasi, lelah, stres atau lapar.
Temper tantrum juga bisa terjadi karena anak ingin mencari perhatian, mendapatkan atau menghindari sesuatu.
Saat tantrum, sang anak bisaberteriak, marah, menangis, meronta-ronta, berguling-guling di lantai atau melempar barang.
Baca juga: Anak-Anak Juga Bisa Terinfeksi Covid-19, Begini Cara Mencegahnya
Cara orangtua menyikapi anak tantrum sangat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.
Untuk itu, diperlukan langkah yang tepat untuk menangani tantrum pada anak.
Berikut tips mengatasi anak tantrum:
Perhatikan apa yang membuat anak tantrum. Bisa jadi, anak tantum karena lapar, lelah, atau merasa tidak enak badan.
Dengan memahami penyebabnya, orangtua akan mampu melakukan antisipasi dan meminimalisir fase tantrum sang anak.
Mengenali situasi pemicu juga akan memungkinkan orangtua mengarahkan sang anak untuk menyalurkan emosinya dengan baik.
Untuk itu, orangtua perlu berdiskusi dengan sang anak dan membiarkan sang anak mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkannya.
Mencoba menghentikan ledakan emosi sang anak saat tantrum hanya akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang tak mampu mengekspresikan perasaanya.
Itu sebabnya, biarkan anak melepaskan emosinya. Mencoba mengatasi pemicunya saat anak sedang tantrum hanya akan memperparah keadaan.
Sebaiknya, bicarakan dengan sang anak saat emosinya mulai mereda.
Meski tidak mudah, cobalah untuk tetap tenang dan jangan ikut emosi saat anak sedang tantrum.