KOMPAS.com – Ketombe adalah permasalahan rambut yang kerap dikeluhkan banyak orang.
Tak hanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan, ketombe sialnya bisa juga memengaruhi penampilan atau rasa percaya diri.
Ketombe sering diidentikkan sebagai kotoran rambut yang mana penderitanya dianggap tidak mampu merawat kebersihan kulit kepala dengan baik.
Baca juga: 8 Cara Mengobati Cacar Air Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Padahal, penyebab pasti ketombe kerap tidak diketahui.
Melansir Medical News Today, ada beragam faktor yang bisa menjadi penyebab ketombe.
Apa saja?
1. Akumulasi sebum atau minyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea
Kurangnya intensisat mencuci rambut ketika kulit kepala (scalp) mengeluarkan sebum bisa mencetuskan akumulasi minyak, sehingga menimbulkan ketombe.
Kondisi ini juga terjadi pada bentuk eksim yang dinamakan dermatitis seboroik (DS).
Orang dengan dermatitis seboroik juga mengalami peningkatan pengelupaan kulit scalp melebihi normal disertai peradangan, sehingga lebih cenderung berketombe.
Dermatitis seboroik memengaruhi banyak area kulit, termasuk bagian belakang telinga, tulang dada, alis, dan sisi hidung.
Kulit akan menjadi merah, berminyak, dan tertutup sisik bersisik putih atau kuning.
Dermatitis seboroik terkait erat dengan Malassezia, jamur yang biasanya hidup di kulit kepala dan memakan minyak yang dikeluarkan oleh folikel rambut.
Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Tumit Kaki Pecah-pecah Secara Alami
Biasanya tidak menimbulkan masalah, tetapi pada beberapa orang menjadi terlalu aktif, menyebabkan kulit kepala menjadi teriritasi dan menghasilkan sel kulit ekstra.
Saat sel kulit ekstra ini mati dan rontok, mereka bercampur dengan minyak dari rambut dan kulit kepala, membentuk ketombe.
2. Kurangnya menyisir rambut
Menyisir atau menyikat rambut secara teratur dapat mengurangi risiko ketombe, karena membantu pengelupasan kulit secara normal.
3. Jamur
Orang yang sensitif terhadap jamur memiliki kemungkinan ketombe yang sedikit lebih tinggi, jadi jamur mungkin berperan sebagai penyebab ketombe.
Ketombe seringkali lebih buruk selama bulan-bulan musim dingin dan lebih baik ketika cuaca lebih hangat.
Hal ini mungkin terjadi karena sinar ultraviolet-A (UVA) dari matahari mampu melawan jamur.
Baca juga: Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdoski
4. Kulit kepala yang kering
Orang dengan kulit kering lebih cenderung memiliki ketombe.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pajanan suhu yang dingin, kelembaban yang rendah, dan individu dengan atopi, yakni punya riwayat asma, eksim atau dermatitis atopi, dan bersin pagi atau rhinitis alergi.
Ketombe yang berasal dari kulit kering cenderung memiliki serpihan yang lebih kecil dan tidak berminyak.
5. Produk keramas dan perawatan kulit