Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Scabies atau Kudis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 07/10/2020, 18:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Scabies atau kudis adalah kondisi kulit gatal yang disebabkan oleh kutu kecil bernama Sarcoptes scabiei yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang.

Rasa gatal yang hebat dapat terjadi di area tempat tungai itu bersarang.

Dorongan untuk menggaruk mungkin menjadi sangat kuat di malam hari.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Panu dengan Obat dan Secara Alami

Scabies menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat dalam keluarga, kelompok penitipan anak, kelas sekolah, panti jompo atau penjara.

Karena kudis sangat menular, dokter sering merekomendasikan pengobatan untuk seluruh keluarga atau kelompok kontak.

Gejala scabies

Melansir Mayo Clinic, tanda dan gejala scabies antara lain dapat berupa:

  • Gatal, seringkali parah dan biasanya memburuk pada malam hari
  • Timbul pelinting-pelinting kecil atau seperti bentolan digigit nyamuk, tapi pada scabies, bentolannya sangat banyak dan berada di kulit-kulit tipis

Liang atau jejak itu biasanya muncul di lipatan kulit.

Meskipun hampir semua bagian tubuh mungkin terlibat, scabies atau kudis pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua paling sering ditemukan di:

  • Sela-sela jari
  • Ketiak
  • Sekitar pinggang
  • Sepanjang bagian dalam pergelangan tangan
  • Siku bagian dalam
  • Telapak kaki
  • Sekitar payudara
  • Sekitar area genital pria
  • Pantat
  • Lutut

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Flek Hitam di Wajah Secara Alami

Pada bayi dan anak kecil, tempat umum infestasi biasanya meliputi:

  • Kulit kepala
  • Telapak tangan
  • Telapak kaki

Jika Anda pernah menderita scabies sebelumnya, tanda dan gejala dapat berkembang dalam beberapa hari setelah terpapar.

Jika Anda belum pernah menderita kudis, perlu waktu hingga enam minggu sampai tanda dan gejala dimulai.

Anda masih bisa menyebarkan kudis meskipun Anda belum menunjukkan tanda atau gejala apa pun.

Baca juga: 6 Cara Mengobati Bisul Secara Alami

Kapan harus ke dokter?

Bicaralah dengan dokter jika Anda memiliki tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan kudis.

Banyak kondisi kulit lain, seperti dermatitis atau eksim, juga berhubungan dengan gatal dan benjolan kecil pada kulit.

Dokter dapat membantu menentukan penyebab pasti keluhan kulit yang Anda rasakan dan memastikan bahwa Anda menerima perawatan yang tepat.

Mandi dan penggunaan obat yang dijual bebas dapat meredakan gatal, tetapi tidak menghilangkan kudis.

Penyebab scabies

Tungau berkaki delapan yang menyebabkan kudis pada manusia bersifat mikroskopis.

Tungau betina dapat bersembunyi tepat di bawah kulit Anda dan membuat terowongan sebagai tempat bertelur.

Setelah itu, telur menetas dan larva kutu bekerja sampai ke permukaan kulit, di mana larva ini akan tumbuh dewasa lalu dapat menyebar ke area lain dari kulit Anda atau ke kulit orang lain.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Rasa gatal akibat kudis disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap tungau, telur, dan kotorannya.

Kontak fisik dan berbagi pakaian atau alas tidur dengan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan tungau.

Hewan dan manusia bisa terpengaruh oleh spesies tungau yang berbeda.

Setiap spesies lebih menyukai satu jenis inang tertentu dan tidak hidup lama jauh dari inang pilihan tersebut.

Artinya, manusia mungkin hanya mengalami reaksi kulit sementara dari kontak dengan tungau kudis hewan.

Tetapi, kebanyakan orang pada umumnya tidak dapat mengembangkan kudis dari tungai ini.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Varises Secara Alami

Komplikasi scabies

Luka gores akibat garukan gatal yang kuat dapat merusak kulit dan memungkinkan infeksi bakteri sekunder, seperti impetigo.

Impetigo adalah infeksi kulit superfisial yang paling sering disebabkan oleh bakteri Staph (Stafilokokus) atau kadang-kadang oleh bakteri Strep (Streptokokus).

Sementara, bentuk scabies yang lebih parah disebut sebagai scabies berkrusta.

Scabies ini dapat memengaruhi kelompok berisiko tinggi tertentu, termasuk:

  • Orang dengan kondisi kesehatan kronis yang melemahkan sistem kekebalan, seperti HIV atau leukemia kronis
  • Orang yang sakit parah, seperti orang di rumah sakit atau fasilitas perawatan
  • Orang tua di panti jompo

Scabies berkrusta ini juga dikenal sebagai scabies Norwegia.

Scabies Norwegia cenderung membuat kulit berkerak dan bersisik, serta memengaruhi area tubuh yang luas.

Scabies berkrusta sangat menular dan sulit diobati.

Biasanya, seseorang dengan kudis biasa memiliki sekitar 10 hingga 15 tungau.

Sedangkan, seseorang dengan scabies berkrusta mungkin penuh dengan jutaan tungau.

Baca juga: 9 Penyebab Telapak Tangan Gatal dan Cara Mengatasinya

Cara mengobati scabies

Merangkum WebMD, setelah dilakukan pemeriksaan dan dipastikan terkena penyakit scabies, sesorang bisa memanfaatkan obat oles pemusnah kutu sarcoptes scabiei.

Dokter mungkin akan mengajurkan untuk mengoleskan obat secara rutin pada kulit minimal seminggu sekali sampai sembuh, yakni segala kutu dab gatal yang timbul musnah.

Sementara, menjaga kebersihan adalah hal yang paling diperlukan untuk menghindari penyakit ini.

Cara memutuskan pertumbuhan kutu penyebab scabies antara lain bisa dilakukan dengan mencuci semua pakaian, handuk, seprei orang yang terkena scabies dengan air panas.

Sedangkan, tempat tidur dapat dijemur di bawah sinar matahari karena kutu ini akan mati dengan panas diatas 50 derajat Celsius.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Panu dengan Obat dan Secara Alami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Antara Data dan Diksi: Saat Komunikasi Kesehatan Kehilangan Akurasi

Antara Data dan Diksi: Saat Komunikasi Kesehatan Kehilangan Akurasi

Health
Tiba-tiba Sulit Naik Tangga? Waspadai Kelemahan Otot

Tiba-tiba Sulit Naik Tangga? Waspadai Kelemahan Otot

Health
Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

Anak dengan Kelainan Celah Bibir dan Langit-langit Mulut Berisiko Alami Ganggu Perkembangan

Health
6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

6 Ciri-ciri Sakit Ginjal pada Wanita dan Pria, Jangan Sampai Terlambat

Health
Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

Health
Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

Health
Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

Gangguan Bipolar dan Skizofrenia: Pentingkah Minum Obat?

Health
Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

Health
Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Health
Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Health
Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Health
Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Health
Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Health
Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Health
Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau