Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Faktor Risiko Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 13/10/2020, 13:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit, termasuk kanker.

Kanker dengan jenis berbeda memiliki faktor risiko yang berbeda pula.

Beberapa faktor risiko, seperti merokok, dapat diubah.

Baca juga: 12 Gejala Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai

Sedangkan lainnya, seperti usia seseorang atau riwayat keluarga tidak dapat diubah.

Namun, memiliki faktor risiko atau bahkan beberapa faktor risiko, tidak berarti seseorang pasti akan terkena penyakit tersebut.

Bahkan sebaliknya, beberapa orang yang terkena suatu penyakit bisa jadi hanya memiliki sedikit atau tidak ada faktor risiko yang diketahui.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker hati

Melansir American Cancer Society, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker hati (karsinoma hepatoseluler).

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyebab kanker hati yang patut diwaspadai:

1. Mengalami infeksi kronis virus hepatitis

Di seluruh dunia, faktor risiko kanker hati yang paling umum adalah infeksi kronis (jangka panjang) dengan virus hepatitis B (HBV) atau virus hepatitis C (HCV).

Infeksi ini menyebabkan sirosis hati dan bertanggung jawab untuk menjadikan kanker hati sebagai kanker yang paling umum di banyak bagian dunia.

Di AS, infeksi hepatitis C adalah penyebab kanker hati yang lebih umum.

Baca juga: Kanker Hati: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

Sedangkan di Asia dan negara berkembang, hepatitis B lebih umum sebabkan kanker hati.

Orang yang terinfeksi kedua virus tersebut berisiko tinggi terkena hepatitis kronis, sirosis, dan kanker hati.

Risikonya akan lebih tinggi jika mereka adalah peminum alkohol berat, setidaknya sering konsumsi 6 gelas alkohol sehari.

HBV dan HCV dapat menyebar dari orang ke orang melalui penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi (seperti penggunaan narkoba), hubungan seks tanpa kondom, atau persalinan.

Virus ini juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, meskipun ini sangat jarang terjadi.

Di negara berkembang, anak-anak terkadang tertular infeksi hepatitis B dari kontak lama dengan anggota keluarga yang terinfeksi.

HBV lebih mungkin menyebabkan gejala, seperti penyakit seperti flu dan penyakit kuning (mata dan kulit yang menguning).

Tetapi, kebanyakan orang sembuh total dari infeksi HBV dalam beberapa bulan.

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Hanya sebagian kecil orang dewasa dengan infeksi HBV yang menjadi karier kronis dan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker hati.

Bayi dan anak kecil yang terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi karier kronis.

HCV, di sisi lain, cenderung tidak menimbulkan gejala.

Tetapi kebanyakan orang dengan HCV mengembangkan infeksi kronis, yang lebih mungkin menyebabkan kerusakan hati atau bahkan kanker.

Virus lain, seperti virus hepatitis A dan virus hepatitis E juga dapat menyebabkan hepatitis.

Tetapi orang yang terinfeksi virus ini tidak mengembangkan hepatitis kronis atau sirosis, dan tidak memiliki peningkatan risiko kanker hati.

2. Derita sirosis

Sirosis adalah penyakit di mana sel-sel hati menjadi rusak dan digantikan oleh jaringan parut.

Orang dengan sirosis memiliki peningkatan risiko kanker hati.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Health
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Health
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Health
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Health
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Health
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Health
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Health
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Health
Riset FMIPA UI  Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Riset FMIPA UI Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Health
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
Health
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Health
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Health
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Health
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau