Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah

Kompas.com - 20/10/2020, 06:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang ditandai rendahnya massa tulang dan hilangnya jaringan tulang.

Penyakit ini membuat tulang penderitanya menjadi rapuh dan mudah patah saat terjatuh atau mengalami benturan kecil.

Umumnya, tulang manusia yang sehat saat dilihat di bawah mikroskop terlihat seperti sarang lebah.

Tapi, tulang penderita osteoporosis terlihat lebih berongga dan minim bagian padat.

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

Hal itu dipengaruhi hilangnya kepadatan atau massa tulang yang membentuk struktur jaringan tulang.

Melansir National Osteoporosis Foundation, penyakit osteoporosis cukup banyak diderita, terutama kalangan lansia.

Penelitian membuktikan, sekitar satu dari dua wanita, dan satu dari empat pria berusia di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang karena osteoporosis.

Menurut Kementerian Kesehatan, data dari International Osteoporosis Foundation (IOF) menunjukkan, sebanyak satu dari empat wanita berusia 50-80 tahun di Indonesia berisiko terkena penyakit degeneratif ini.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai gejala osteoporosis, penyebab, sampai cara menghindarinya.

Baca juga: Yang Bisa Terjadi saat Mengalami Patah Tulang Metatarsal

Gejala osteoporosis

Melansir laman resmi Perhimpunan Reumatologi Indonesia, osteoporosis bisa muncul tanpa gejala selama beberapa dekade.

Penderita baru menyadari dirinya mengidap osteoporosis setelah mengalami komplikasi patah tulang.

Gejala osteoporosis tergantung pada lokasi patah tulang, seperti di tulang belakang, pinggang, pinggul, atau pergelangan telapak tangan.

Patah tulang adalah komplikasi osteoporosis yang serius. Kebanyakan kasus patah tulang terkait osteoporosis terjadi di pinggul, tulang belakang, atau pergelangan tangan.

Osteoporosis dapat membuat penderita bungkuk sampai tinggi badannya merosot.

Penyakit kelainan tulang ini acapkali membatasi mobilitas atau membuat penderitanya tidak leluasa bergerak. Kondisi tersebut bisa memicu kesepian sampai depresi.

Baca juga: Waspada, 6 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium

Penyebab osteoporosis

Ilustrasi tulang rapuh.Dok Prodia Ilustrasi tulang rapuh.
Secara alami, jaringan tulang di tubuh manusia akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Namun, beberapa orang kehilangan jaringan tulang lebih cepat dari biasanya.

Jaringan tulang wanita akan berkurang drastis dalam beberapa tahun pertama setelah menopause.

Tak pelak, wanita yang sudah menopause lebih berisiko terkena osteoporosis ketimbang pria.

Kendati jamak menyerang wanita, pria, wanita muda, dan anak-anak juga bisa mengalami osteoporosis.

Baca juga: Jenis-jenis Penyakit Degeneratif yang Perlu Diwaspadai

Melansir NHS, beberapa faktor risiko penyebab osteoporosis di antaranya:

  • Efek samping minum obat steroid dosis tinggi sampai obat antiestrogen
  • Peradangan, gangguan hormon, atau masalah penyerapan zat gizi tertentu
  • Berasal dari keluarga penderita osteoporosis
  • Mengalami gangguan makan anoreksia atau bulimia
  • Memiliki indeks massa tubuh rendahnya
  • Tidak berolahraga secara teratur
  • Punya kebiasaan minum minuman keras dan merokok

Jika Anda punya beberapa faktor risiko penyebab osteoporosis di atas, baiknya lakukan pemeriksaan kepadatan tulang secara berkala.

Baca juga: 4 Cara Efektif Mendapatkan Vitamin D, Selain Berjemur

Cara mencegah osteoporosis

Ada beberapa cara menjaga kesehatan tulang sekaligus menghindari osteoporosis, antara lain:

  • Olahraga secara teratur
  • Rajin makan asupan kaya kalsium
  • Mencukupi kebutuhan vitamin D setiap hari
  • Setop merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Konsultasikan ke dokter jika Anda khawatir dan berisiko terkena osteoporosis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau