KOMPAS.com - Sepanjang kehamilan, ibu hamil biasanya disarankan mengikuti tes urine.
Salah satu fokusnya, untuk menakar kadar protein urine pada ibu hamil.
Selain itu, ibu hamil biasanya diberi tes urine untuk memeriksa gula, keton, atau bakteri dalam tubuhnya.
Tes protein dalam urine ibu hamil secara rutin berguna untuk memeriksa fungsi ginjal, infeksi, atau skrining masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: Hati-hati, Protein Urine Tinggi Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal
Melansir BellyBelly, kadar protein urine rendah selama kehamilan dianggap normal.
Sedangkan kadar protein urine yang berada di atas ambang batas normal atau tinggi berisiko memicu komplikasi serius pada ibu hamil.
Dilansir dari Mom Loves Best, ada beberapa kondisi yang membuat protein urine pada ibu hamil meningkat, antara lain:
Faktor risiko seperti obesitas, berasal dari keluarga penderita penyakit ginjal, dan darah tinggi juga bisa meningkatkan kadar protein urine.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Urine dan Kandungannya
Selain itu, terdapat penyebab protein urine pada ibu hamil tinggi perlu diwaspadai, yakni:
Infeksi saluran kencing jamak disebabkan oleh bakteri.
Apabila tidak diobati, infeksi bisa menyebar ke ginjal dan memicu persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Ibu hamil lebih berisiko terkena infeksi saluran kencing karena ada peningkatan tekanan dari rahim pada kandung kemih dan saluran kencing.
Tekanan ini memicu penyumbatan dan menghambat pengosongan kandung kemih, sehingga ibu hamil rentan terkena infeksi.
Perubahan hormon sepanjang kehamilan juga mengubah saluran kencing dan memudahkan bakteri berpindah dan memicu infeksi.