KOMPAS.com – Natrium atau sodium yang dapat ditemukan dalam garam termasuk mineral penting yang diperlukan tubuh.
Ada sejumlah manfaat kesehatan yang bisa diberikan natrium.
Beberapa di antaranya, yakni
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Natrium Tinggi
Tapi, jika diasup secara berlebihan, natrium bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi yang pada gilirannya dapat memicu penyakit jantung hingga stroke.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit tersebut adalah dengan menerapkan diet rendah garam.
Diet rendah garam di sini dilakukan dengan maksud membatasi asupan garam hingga batas aman.
Di Indonesia, sesuai dengan Permenkes No. 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, anjuran konsumsi garam adalah 2.000 mg natrium per orang per hari.
Jumlah itu setara dengan garam 1 sendok teh atau 5 gram bahan.
Kebutuhan natrium pada masing-masing orang memang dapat berbeda, tergantung usia dan faktor risiko.
Angka 2.000 mg natrium kiranya bisa digunakan sebagai ambang batas atas konsumsi garam per hari.
Baca juga: Berapa Batas Konsumsi Garam per Hari untuk Cegah Hipertensi?
Seperti diketahui, kekurangan natrium juga bisa berdampak kurang baik bagi tubuh.
Jika kondisi ini terjadi, nilai osmotik cairan ekstraseluler dapat turun, sehingga bisa mengakibatkan terganggunya pengaturan suhu tubuh, kejang otot, kelelahan, kelesuan, mual, muntah, pusing, hingga kelemahan.
Menerapkan diet rendah garam dapat bermanfaat bagi kesehatan dalam beberapa cara.
Berikut ini beberapa faedahnya:
1. Dapat menurunkan tekanan darah
Seperti disebutkan di atas, diet rendah natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Melansir Health Line, penelitian telah menunjukkan bahwa transisi ke diet rendah natrium dapat menyebabkan perubahan kecil, namun signifikan pada tekanan darah, terutama pada orang dengan kadar tinggi.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
Sebuah tinjauan dari 34 penelitian menunjukkan bahwa pengurangan asupan garam selama empat minggu atau lebih menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan pada orang dengan tingkat tinggi dan normal.
Pada partisipan dengan tekanan darah tinggi, rata-rata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing adalah 5,39 mmHg dan 2,82 mmHg.
Sementara itu, sebagai perbandingan, orang dengan tekanan darah normal menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik 2,42 mmHg dan penurunan 1,00 mmHg dalam tekanan darah diastolik.
2. Dapat membantu mengurangi risiko kanker
Diet tinggi garam telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, termasuk kanker perut atau kanker lambung.
Sebuah tinjauan terhadap 76 studi di lebih dari 6.300.000 orang menemukan bahwa untuk setiap peningkatan lima gram garam makanan per hari dari makanan olahan tinggi garam, risiko terkena kanker perut meningkat sebesar 12 persen.
Penelitian telah menunjukkan bahwa diet tinggi garam dapat merusak lapisan mukosa lambung dan meningkatkan peradangan dan pertumbuhan bakteri H. pylori, yang semuanya dapat meningkatkan risiko kanker lambung.
Di sisi lain, diet rendah makanan olahan tinggi sodium dan kaya buah-buahan dan sayuran dikaitkan dengan risiko kanker perut yang lebih rendah.
Baca juga: 9 Makanan Pantangan Darah Tinggi yang Perlu Dihindari
3. Dapat meningkatkan kualitas diet
Banyak makanan tidak sehat yang sangat tinggi natrium.
Makanan cepat saji, makanan kemasan dan makanan beku tidak hanya sarat dengan garam tetapi juga cenderung tinggi lemak dan kalori tidak sehat.
Sering mengonsumsi makanan ini telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Pada diet rendah natrium, makanan tinggi garam ini dilarang yang pada giliranya dapat meningkatkan kualitas diet secara keseluruhan.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
4. Baik untuk penderita penyakit ginjal
Diet rendah sodium adalah beberapa diet yang paling umum digunakan di rumah sakit.
Ini karena penelitian menunjukkan bahwa membatasi natrium dapat membantu mengontrol atau memperbaiki kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal.
Penyakit ginjal, seperti penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal dapat berdampak negatif pada fungsi ginjal.
Ketika ginjal terganggu, organ ini tidak dapat secara efektif menghilangkan kelebihan natrium atau cairan dari tubuh.
Jika kadar natrium dan cairan menjadi terlalu tinggi, tekanan terbentuk dalam darah, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada ginjal yang sudah rusak.
Untuk alasan ini, The National Kidney Foundation merekomendasikan agar semua orang dengan penyakit ginjal kronis dapat membatasi asupan natrium kurang dari 2 gram (2.000 mg) per hari.
Sebuah tinjauan terhadap 11 studi pada orang dengan penyakit ginjal kronis menemukan bahwa pembatasan natrium sedang secara signifikan mengurangi tekanan darah dan protein dalam urin (penanda kerusakan ginjal).
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?
5. Mendukung kesehatan penderita penyakit jantung
Melansir WebMD, diet rendah natrium biasanya juga direkomendasikan bagi mereka yang memiliki penyakit jantung, termasuk gagal jantung.
Ketika jantung terganggu, fungsi ginjal menurun, yang dapat menyebabkan retensi natrium dan air.
Makan terlalu banyak garam dapat menyebabkan kelebihan cairan pada penderita gagal jantung dan menyebabkan komplikasi yang berbahaya, seperti sesak napas.
Untuk ini, orang dengan gagal jantung ringan disarankan untuk dapat membatasi asupan natrium hingga 3.000 mg per hari.
Sedangkan mereka yang mengalami gagal jantung sedang hingga berat, harus mengurangi asupannya tidak lebih dari 2.000 mg setiap hari.
Baca juga: 4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.