KOMPAS.com - Kehamilan terkadang membuat seorang wanita mendambakan banyak hal yang bisa tidak masuk akal, termasuk tiba-tiba ingin makan pedas.
Kondisi ini terbilang wajar.
Ngidam biasanya berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan.
Di awal kehamilan, hormon bHCG akan meningkat.
Baca juga: 6 Manfaat Makanan Pedas, Redakan Pilek hingga Cegah Penyakit Jantung
Hormon ini berfungsi untuk meindungi dan membantu perkembangan dan pertumbuhan janin sampai plasenta terbentuk.
Plasenta akan selesai terbentuk sampai dengan usia kehamilan 16 minggu, sehingga otomatis hormon bHCG akan terus meningkat sampai usia kehamilan tersebut.
Peningkatan hormon ini biasanya akan menimbulkan efek samping, yakni rasa mual dan muntah.
Untuk mengatasi keluhan ini, maka banyak ibu hamil bisa secara spontan ingin mencari makanan yang dapat menghilangkannya, salah satunya lewat makanan pedas maupun asam.
Tapi di sisi lain, ibu hamil mungkin pernah mengalami kekhawatiran mengenai adanya anggapan bahwa makanan pedas dapat memicu keguguran dan membahayakan tumbuh kembang bayi.
Benarkah hal tersebut?
Dokter spesialis obgyn, dr. Purnawan Senoaji, Sp.OG dalam bukunya Tanya Jawab Problem, Mitos, & Penyakit Seputar Kehamilan (2012), menjelaskan bahwa makan makanan pedas maupun asam sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan dan keselamatan janin.
Tapi tetap saja, makanan pedas bisa memengaruhi kondisi ibu hamil apalagi jika dikonsumsi tidak sesuai dengan takaran.
Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?
Karena konsumsi makanan pedas maupun asam yang berlebih, bisa menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan lambung.
Sumber makanan pedas seperti cabai justru mengandung vitamin C yang bagus untuk tubuh, sehingga tidak perlu khawatir akan berpengaruh ke bayi.
Tapi sekali lagi, jika dikonsumsi secara berlebih atau terlalu sering, makanan pedas dapat menyebabkan mulas, diare, dan perut kembung yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan dalam kehamilan.