Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2020, 17:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Austime adalah gangguan memengaruhi perkembangan otak, sehingga respons dan cara bersosialisasinya dengan orang lain berbeda.

Autisme terjadi sejak lahir. Jika seseorang mengidap autisme (autis), ia akan menjadi autis sepanjang hidupnya.

Autisme bukanlah penyakit. Hanya saja, penyandang autis memiliki cara interaksi sosial dan komunikasi yang berbeda dari orang kebanyakan.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sariawan Pada Anak

Melansir NHS, anak autis bisa tumbuh menjadi orang dewasa dengan kehidupan yang utuh dan baik.

Seperti orang kebanyakan, orang atau anak autis juga memiliki hal yang mereka sukai dan tidak mereka kuasai.

Kendati memiliki cara bersosialisasi berbeda, pengidap autis dapat mendapatkan teman, memiliki hubungan, dan pekerjaan.

Tapi, mereka perlu dukungan ekstra dari orang terdekat untuk melakukan hal tersebut.

Autisme tidak ada obatnya. Namun, dukungan dan perawatan tertentu dapat membantu kehidupan anak autis kelak.

Hal yang perlu diingat, autisme adalah spektrum. Artinya, setiap anak atau orang autis bisa memiliki gejala autisme berbeda-beda.

Ada yang membutuhkan sedikit dukungan, banyak dukungan, atau tidak perlu dibantu sama sekali.

Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Kapan gejala autisme pada anak tampak?

Melansir Mayo Clinic, beberapa anak mulai menunjukkan ciri-ciri autis sejak bayi.

Beberapa tanda-tandanya antara lain kurangnya kontak mata, minimnya respons saat namanya disebut, atau bayi tidak pernah berinteraksi dengan orangtua atau pengasuhnya.

Ada juga bayi yang sekilas tampak seperti anak kebanyakan selama beberapa bulan atau tahun, lalu tiba-tiba anak menjadi agresif dan kehilangan keterampilan berkomunikasi.

Umumnya, ciri-ciri anak autis mulai terlihat saat usia mereka menginjak dua tahun.

Ilustrasi autismeRadachynskyi/Thinkstock Ilustrasi autisme
Setiap anak dengan autisme memiliki pola perilaku, interaksi, dan gangguan fungsi yang unik.

Terkadang, anak autis mengalami gangguan belajar. Sedangkan anak autis lain memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Walaupun bisa belajar dengan cepat, mereka memiliki kesulitan untuk mengomunikasikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga sulit beradaptasi dengan sekitarnya.

Mengingat gejala autisme pada setiap anak unik, tingkat keparahan autisme sulit ditentukan.

Berikut penjelasan lebih lanjut terkait gejala autisme dari beberapa aspek.

Baca juga: Apakah Mimisan pada Anak Berbahaya?

Gejala autisme dari aspek komunikasi dan interaksi sosial

Ciri-ciri anak autis atau orang autis biasanya dapat dikenali dari caranya berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa tandanya yakni:

  • Tidak merespons saat namanya dipanggil, atau tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
  • Menolak pelukan dan sentuhan, lebih suka bermain sendiri, punya dunia sendiri
  • Sulit melakukan kontak mata dan tidak bisa mengekspresikan wajah
  • Tidak lancar berbicara, mengalami keterlambatan bicara, sampai kehilangan kemampuan mengucapkan kata atau kalimat
  • Tidak bisa memulai obrolan, sulit diajak berbincang, hanya mau berbicara saat meminta suatu hal atau mengutarakan keinginan
  • Nada bicara tidak wajar dan terkadang menggunakan ritme yang tidak lazim seperti nyanyian, menirukan robot, atau suara lain
  • Kerap mengulangi kata atau frasa, tetapi tidak memahami cara menggunakannya
  • Tidak mudah memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana
  • Tidak dapat mengungkapkan emosi dan perasaan, atau tidak dapat menyadari perasaan orang lain
  • Interaksi sosial tidak normal seperti terlalu pasif, terlalu agresif, atau mengganggu
  • Susah mengenali isyarat nonverbal seperti menafsirkan ekspresi wajah, sinyal tubuh, atau nada suara orang lain

Baca juga: Vitamin C untuk Anak: Manfaat, Dosis, Tanda Kekurangan

Gejala autisme dari aspek pola perilaku

Ciri-ciri anak autis atau orang autis juga bisa terlihat dari pola perilaku, minat, dan aktivitas sehari-hari. Antara lain:

  • Sering melakukan gerakan berulang seperti mengayunkan, memutar, atau mengepakkan tangan
  • Kerap melakukan aktivitas yang dapat menyakiti diri sendiri seperti menggigit atau membenturkan kepala
  • Memiliki rutinitas tertentu dan terganggu apabila rutinitasnya diusik
  • Mengalami gangguan koordinasi tubuh misalkan canggung, berjalan dengan cara berjinjit, bahasa tubuh aneh, badan kaku
  • Sering terpesona dengan detaik suatu objek misalkan putaran roda mobil, tapi mereka tidak memahami fungsi objek tersebut
  • Sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan tapi tidak peka pada rasa sakit dan perubahan suhu
  • Punya rasa ketertarikan yang sangat tinggi pada suatu objek atau aktivitas
  • Memiliki preferensi makanan tertentu, misalkan hanya mau satu menu, atau menolak makanan dengan tekstur khusus

Baca juga: 5 Dampak Sebutan Bodoh bagi Seseorang, Bisa Rusak Kesehatan Mental

Begitu beranjak dewasa, anak autis umumnya mulai bisa berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, gejala autisme terkait perilakunya juga berkurang.

Beberapa pengidap autisme yang ringan akhirnya dapat menjalani kehidupan normal atau mendekati normal.

Namun, ada juga anak autis yang terus mengalami kesulitan berkomunikasi dan interaksi sosial, sehingga saat tumbuh dewasa masih memiliki gangguan perilaku sosial dan emosional.

Jika Anda khawatir anak Anda memiliki gejala autisme atau memiliki ciri-ciri anak autis, segera diskusikan dengan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau