Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herpes pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 08/12/2020, 10:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Herpes pada bayi atau herpes neonatal adalah infeksi herpes yang terjadi pada bayi.

Semakin muda usia bayi, kian rentan mereka terhadap efek berbahaya dari infeksi ini.

Herpes pada bayi disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), yakni virus yang sangat menular yang dapat menyebabkan luka melepuh dan ulkus kelamin pada orang dewasa.

Baca juga: Penyakit Menular Seksual: Gejala, Cara Mencegah, dan Cara Mengobati

Herpes pada bayi layak diwaspadai karena menimbulkan kondisi serius, menginat sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna untuk melawan virus.

Penyebab herpes pada bayi

Melansir NHS, ada dua kemungkinan cara bayi yang baru lahir bisa tertular herpes.

Berikut penjelasannya:

1. Selama kehamilan dan persalinan

Bayi yang baru lahir berisiko tertular herpes jika ibunya pertama kali terkena herpes genital dalam 6 minggu terakhir kehamilannya.

Ada risiko ibu menularkan infeksi ke bayinya jika mereka melahirkan secara normal melalui vagina.

Risiko ini dillaporkan jauh lebih rendah jika ibu hamil pernah menderita herpes genital sebelumnya.

2. Setelah lahir

Virus herpes simpleks dapat ditularkan ke bayi melalui herpes mulut jika seseorang mengalami herpes mulut dan mencium sang bayi.

Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

Oleh sebab itu, siapa saja sebaiknya tidak mencium bayi jika mengalami herpes mulut untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi ini.

Virus herpes juga dapat menyebar ke bayi jika ibu mengalami lepuh akibat herpes di payudara dan mereka memberi air susu ibu (ASI) dengan payudara yang terkena.

Seorang bayi paling berisiko terkena infeksi herpes dalam 4 minggu pertama setelah lahir.

Perlu diketahui, luka lepuh yang disebabkan oleh virus herpes paling menular saat pecah.

Luka herpes akan tetap menular sampai sembuh total.

Gejala herpes pada bayi

Melansir Health Line, gejala herpes yang didapat saat lahir biasanya muncul dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayi dan mungkin muncul saat lahir.

Herpes yang didapat saat lahir paling mudah dikenali jika tampak sebagai infeksi kulit.

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari

Bayi mungkin mengalami lepuh berisi cairan di tubuh atau di sekitar mata.

Lepuh yang disebut vesikula adalah jenis lepuh yang sama yang muncul di daerah genital orang dewasa dengan herpes.

Vesikula bisa pecah dan mengeras sebelum sembuh.

Seorang bayi bisa lahir dengan lepuh atau timbulnya luka seminggu setelah lahir.

Bayi dengan herpes yang didapat saat lahir mungkin juga tampak sangat lelah dan kesulitan makan.

Karena bayi yang baru lahir memiliki sistem kekebalan yang belum optimal, mereka dapat dengan cepat menjadi sakit parah setelah tertular virus.

Hubungi dokter atau fasilitas kesehatan segera jika Anda mendapati bayi dalam kondisi berikut:

  • Lesu atau mudah rewel
  • Tidak mau makan
  • Memiliki suhu tinggi (demam)
  • Memiliki ruam atau luka pada kulit, mata dan di dalam mulut
  • Tidak responsif
  • Sulit untuk bangun dari tidur
  • Mengalami kesulitan bernapas
  • Bernapas dengan cepat
  • Memiliki lidah dan kulit biru (sianosis)

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (2): Bisa Sebesar Melon dan Jadi Kanker

Berbaga kondisi ini adalah tanda peringatan bahwa bayi mungkin tidak sehat.

Cara mengobati herpes pada bayi

Herpes neonatal biasanya diobati dengan obat antivirus yang diberikan langsung ke pembuluh darah bayi (intravena).

Perawatan ini mungkin diperlukan selama beberapa minggu.

Setiap komplikasi terkait, seperti serangan jantung (kejang), juga perlu ditangani.

Bayi dapat disusui saat menerima pengobatan, kecuali jika ibu memiliki luka herpes di sekitar putingnya.

Jika sang ibu juga memakai pengobatan antivirus, ini dapat dikeluarkan melalui ASI-nya, tetapi tidak dianggap membahayakan bayi.

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (3): Belum Ada Pengobatan Sempurna, tapi Vaksin Mahal

Sebenarnya seberapa serius herpes pada bayi?

Terkadang herpes neonatal hanya akan menyerang mata, mulut, atau kulit bayi.

Dalam kasus ini, kebanyakan bayi akan sembuh total dengan pengobatan antivirus.

Namun, beda cerita jika jika infeksi herpes sudah menyebar ke organ bayi.

Melansir Mayo Clinic, penyakit herpes juga dapat mempengaruhi organ vital bayi, termasuk:

  • Paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas dan gangguan pernapasan
  • Ginjal
  • Hati yang bisa menyebabkan penyakit kuning
  • Sistem saraf pusat (SSP) yang bisa menyebabkan kejang, syok, dan hipotermia

HSV juga dapat menyebabkan kondisi berbahaya yang dikenal sebagai ensefalitis, peradangan otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

Hampir sepertiga bayi dengan herpes neonatal jenis ini akan meninggal, bahkan setelah mereka diobati.

Jika herpes yang meluas tidak segera ditangani, besar kemungkinan bayi akan meninggal.

Baca juga: 4 Cara Penularan HIV/AIDS dan Efektivitasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau