Saat BAB ditahan, feses yang kandungan utamanya adalah air dapat menjadi keras dan kering.
Hal itu bisa terjadi karena usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang menumpuk di rektum.
Alhasil, feses dengan sedikit air menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan karena berubah keras.
Hal itu bisa memicu nyeri perut yang menjadi gejala sembelit.
Baca juga: 14 Makanan Pelancar BAB untuk Mengatasi Sembelit
2. Ambeien
Berawal dari sembelit, lama kelamaan kebiasaan menunda BAB yang tak ditinggalkan dapat berujung pada ambeien atau wasir.
Meski jarang menimbulkan komplikasi berbahaya, ambeien tetap saja bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga patut diantisipasi.
Baca juga: Gejala Ambeien yang Terbagi Menjadi 4 Stadium
3. Picu inkontinensia feses
Dalam situasi yang lebih parah, menahan BAB dapat menyebabkan inkontinensia feses.
Inkontinensia feses adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu megendalikan BAB. Di mana, bisa terjadi BAB tanpa disadari atau diinginkan.
Tingkat keparahan inkontinensia feses dapat berkisar dari sedikitnya feses yang keluar secara tidak sengaja hingga usus yang kehilangan kontrol.
4. Sebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal
Sembelit berlarut-larut yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan Manahan BAB bukan hanya bisa menyebabkan ambeien.
Kondisi medis tersebut juga bisa dapat menyebabkan impaksi feses maupun perforasi gastrointestinal.
Impaksi feses adalah kondisi ketika feses yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum.
Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain